Perjuangan ulama besar Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau yang dikenal Buya Hamka dalam memajukan pendidikan Islam di Indonesia patut dihargai, karena pemikirannya yang kemudian diwujudkan dengan membangun lembaga pendidikan Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar itulah lembaga pendidikan Islam dapat menyaingi pendidikan umum dan Kristen yang sudah lebih dulu ada.
"Sekolah atau lembaga pendidikan sebagai ujung tombak Kristenisasi. Karena itu Buya Hamka mendirikan sekolah Islam untuk menyaingi sekolah Kristen yang membawa generasi muda kepada mental pemurtadan. Selain itu pendirian sekolah Islam dalam hal ini YPI Al-Azhar untuk menghilangkan dikotomi terhadap Islam, "ungkap Ketua MUI KH. A Cholil Ridwan dalam Tabligh Akbar peringatan se-abad Buya Hamka, di Masjid Agung Al-Azhar, Jakarta, Jum’at(15/2).
Menurutnya, konsep pendidikan yang diterapkan oleh ulama yang banyak menciptakan karya sastra itu mencontoh zaman Rasulullah yang menjadikan Masjid sebagai pusat kegiatan salah satunya sekolah. Kelahiran pesantren di tengah kota yang dirintisnya telah mampu menghilangkan anggapan bahwa pesantren hanya sebagai lembaga pendidikan formal pinggiran, yang kondisinya serba memprihatinkan.
"Tetapi beliau mendirikan pesantren di tengah kota, pesantren yang maju yang bisa diterima oleh berbagai kalangan masyarakat, "tandasnya.
Selain berjasa besar dalam bidang pendidikan, Buya Hamka dikenal sebagai mujahid yang handal, karena beliau juga pernah memimpin perang gerilya. Cholil mengakui, sangat sulit di zaman sekarang mencari ulama piawai dalam berbagai bidang seperti penulis kitab "Tafsir Al-Azhar" itu.
Senada dengan itu, Ketua Front Pembela Islam Habib Rizieq Shihab mengatakan, Buya Hamka dapat dijadikan contoh para ulama yang ada saat ini, seperti diketahui beliau merupakan ulama yang menjadi tuntunan bukan seperti ulama sekarang yang hanya mampu sebagai tontonan.
"Beliau menjadikan dakwah sebagai lahan jihad, tidak seperti yang ada sekarang dakwah dijadikan lahan bisnis atau untuk memperkaya diri. Beliau tampil sebagai ulama dan juga pejuang, yang dikenal sampai ke luar negeri, " tegasnya.
Selain itu, lanjut Habib Rizieq mengatakan, ketulusan Buya Hamka menegakan syariah dan aqidah Islam terlihat jelas dari hasil tafsir yang ditulisnya pada jilid 6, di mana beliau mengamanatkan agar hukum-hukum Islam menjadi rujukan hukum nasional di Indonesia.
"Beliau seperti berpesan kepada pemimpin bangsa di dalam tulisannya agar tidak pernah kompromi dalam memperjuangkan kebenaran yang datang dari ajaran-ajaran Islam, "imbuhnya.(novel)