Setelah sering kali terjadi pertikaian antara Polri dengan TNI dalam bertugas, kali ini pertikain terjadi antara atasan dan bawahan di dalam institusi Polri. Wakapolwiltabes Semarang AKBP Lilik Purwanto dibunuh oleh anak buahnya sendiri.
Menurut Kapolri Jenderal Sutanto, peristiwa ini terjadi karena jumlah personil yang begitu banyak, sehingga sangat susah mengontrol emosi masing-masing individu.
"Ini bukan kejadian yang berulang-ulang, karena jumlah personelnya yang ratusan ribu, ya hal itupasti bisa terjadi pada satu atau dua orang, karena manusia punya emosi yang berbeda, " jelasnya kepada pers di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (14/3).
Menurutnya, sebagai aparat penegak hukum semestinya polisi menjadi contoh yang baik bagi masyarakat, bukan justru melakukan hal-hal yang menyalahi aturan hukum. Apalagi sudah ada kode etik profesi.
Lebih lanjut Sutanto menegaskan, sebagai bentuk keprihatinan terhadap kasus penembakan Wakapolwiltabes Semarang AKBP Lilik Purwanto oleh anak buahnya, dirinya berjanji akan membenahi mental anak buahnya.
"Kejadian itu tentu sangat memprihatinkan bagi kepolisian, jangan sampai ada kejadian seperti itu lagi dikemudian hari, "imbuhnya.
Wakil Kepala Kepolisian wilayah Kota Besar Semarang, AKBP Lilik Purwanto sekitar pukul 08. 00 wib, tewas ditembak anak buahnya sendiri, Briptu Hance, anggota unit Pelayanan Pengaduan dan Penegakan Disiplin (P3D) Polwiltabes Semarang. Penembakan yang dilakukan di ruang dinas Lilik tersebut diduga dilatarbelakangi kejengkelan Hance karena mutasi dirinya ke Polres Kendal, Jawa Tengah. Dan Hance pun akhirnya tewas sekitar pukul 08. 30 setelah Satuan Resmob Polda Jateng dibantu Resmob Polwiltabes Semarang mengepung ruangan AKBP Lilik, dan menembak mati Hance dengan menggunakan senjata M-16. (novel)