UI Larang Aksi Keprihatinan Digelar di Kampus Salemba

ui-salembaEramuslim.com – Sekretariat Bersama Aktivis untuk Indonesia (Sekber Aktivis UI) memindahkan lokasi malam keprihatinan anak negeri dari lapangan UI Salemba, Jakarta ke Tugu Proklamasi, Menteng Jakarta Pusat.

“Iya dipindah, di Tugu Proklamasi,” ungkap Ketua Sekber Aktivis UI, Ari Wibowo, Jumat (11/11/2016).

Dijelaskan dia, awalnya lokasi malam keprihatian adalah di lapangan ARH UI Salemba, namun tiba-tiba pihak UI membatalkan perizinan tanpa kejelasan. Dalam waktu singkat, panitia Sekber mencari lokasi dan mendapatkan di Tugu Proklamasi.

Sementara itu, Koordinator Jaringan Sekber Aktivis UI, Subhan Rafei menjelaskan bahwa perizinan keramaian dan perizinan tempat sudah diselesaikan oleh panitia.

“Insya Allah, kita adakan malam keprihatinan dengan sesuai aturan yang berlaku,” ucap dia.

Agenda utama malam keprihatinan adalah “Tegakkan Supremasi Hukum, Selamatkan Demokrasi dan Lawan Tirani”.

“Kami mengundang semua aktivis yang setuju dengan tiga topik itu,” tegas Subhan.

Malam Keprihatinan Aktivis direncanakan akan dihadiri oleh semua komponen dari angkatan 66 sampai 98, mahasiswa, tokoh masyarakat, aktivis buruh, aktivis sosial lingkungan  dll. Sekber Aktivis UI didukung oleh ILUNI UI, KORNAS LDK, KSPI, HMI, PP PEMUDA MUHAMMADIYAH, GNPF-MUI dan komponen lainnya yang mendukung agenda 4 November kemarin.

Sekjen ILUNI UI, Hidayat Matnur membenarkan dukungan penuh kepada SEKBER Aktivis dalam menjalankan malam keprihatinan aktivis.

ILUNI UI menjadikan malam keprihatinan aktivis ini sebagai bagian dari renungan hari Pahlawan. Tugu Proklamasi sangat cocok karena ada dua patung proklamator. Kami akan mengadu kepada pendiri Bangsa terhadap kondisi yang terjadi akhir-akhir ini terutama lambannya proses hukum terhadap Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan hukum hanya tajam ke bawah dan tumpul ke atas.

“Kita akan mengadu kepada pendiri bangsa bahwa “Pemerintah Jokowi telah abai dalam kasus Ahok dan penistaan agama,” ucap dia.

Lebih jauh, Ari Wibowo menegaskan Indonesia harus diselamatkan demokrasinya, pasca 4 November.

“Aktivis banyak yang ditangkap, ini yang harus kita bela. Malam keprihatian ini adalah bentuk solidaritas paska 4 November terutama dalam hal penangkapan para demonstran oleh pihak Kepolisian,” bebernya.

Meski Polisi beralasan itu adalah menegakkan proses hukum, tapi proses hukum saat ini hanya untuk menakut-nakuti aktivis dengan cara penangkapan.

“Kami tidak akan takut untuk menegaskan kebenaran. Saya melihat langkah aparat hukum tersebut mengkerdilkan demokrasi,” tandasnya.(ts/rn)