Dia mengakui memang ada sebagian orang yang memuji penampilan anak sulung Presiden Jokowi itu. Kecakapannya dalam merangkai kata, mampu membuat publik terpukau. Namun, yang terpenting justru kebenaran isi atau pernyataan yang diucapkan, dan hal itu harus dibuktikan.
“Kalau fakta di lapangan saja rasanya tidak semanis yang dilontarkan calon pemimpinnya, bagaimana bisa kepercayaan itu tumbuh untuk membawa Indonesia menuju masa keemasannya?” jelasnya.
Menurutnya, publik harus jeli dengan yang sudah disampaikan para kontestan. Jangan sampai publik termakan oleh hoax, karena yang diucapkan melenceng jauh dari fakta di lapangan.
Sebab, pemimpin yang baik adalah pemimpin yang jujur dan berjalan pada relnya, selaras dengan pikiran, perkataan, dan perbuatan. Momen debat, tegas Utami, menjadi pembuktian untuk mencari pemimpin ideal, yang bisa melanjutkan yang baik dan memperbaiki yang kurang baik.
“Tentunya demi bangsa dan negara bukan demi keluarga dan kekuasaannya,” pungkasnya.
Sejak diunggah pada Sabtu kemarin (23/12), opini berjudul “Ucapan Gibran Tak Seindah Di Lapangan” itu telah dibagikan lebih dari 145 kali, dan dikomentari lebih dari 3.600. (sumber: RMOL)