eramuslim.com – Bila tidak segera memberhentikan Joko Widodo dan Gibran Rakabuming Raka dari keanggotaan partai, PDI Perjuangan bisa dianggap sedang menipu rakyat, playing victim, berpura-pura luka hati.
Menurut analis sosial politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun, publik juga bisa menganggap PDIP sedang melakukan dramaturgi politik.
“Di depan publik mengaku sedih dan luka hati ditinggal Jokowi, tetapi di belakang panggung sesungguhnya tertawa. Jadi PDIP sedang main dua kaki,” kata Ubedilah, kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (3/11).
Sebaliknya, bila PDIP tegas dengan memberhentikan Jokowi dan Gibran, otomatis penilaian bermain dua kaki batal dan terbantahkan. Dan publik memahami bahwa PDIP benar-benar kecewa pada Jokowi.
“Kalau pura-pura luka hati, sakit hati, maka PDIP sesungguhnya sedang menipu rakyat. Semacam membuat strategi playing victim, mengesankan jadi korban tipuan Jokowi. Padahal dulu menjadikan Jokowi petugas partai. Dalam konteks itu, sesungguhnya publik muak,” jelas Ubedilah.
Strategi playing victim bisa efektif, kata dia, jika argumennya kuat dan bisa diterima publik.
“Jika argumennya lemah, tidak mungkin diterima publik, artinya strategi yang dimainkan tidak efektif,” pungkas Ubedilah. (sumber: RMOL)