Eramuslim.com – Ada yang tidak biasa dari gestur Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (LBP) saat menyampaikan permintaan maaf lantaran PPKM Darurat Jawa-Bali belum optimal.
Gaya Luhut yang menggebu-gebu hilang. Wajahnya tampak tidak acuh pada kamera. Tatapannya hanya berfokus pada tulisan yang ada pada kertas yang dia pegang.
Ucapan permintaan maaf juga seperti membaca susunan kalimat dalam kertas, seperti menyimpan kekhawatiran ucapan tersebut akan salah terucap.
Analis sosial politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun mengingatkan bahwa Luhut merupakan sosok yang dalam menyampaikan sesuatu terbilang jarang membaca teks. Luhut selalu berapi-api hingga terkadang nada ancaman terdengar.
“Sepertinya sekarang LBP mulai sedikit ada penyesalan,” ujarnya saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Senin (19/7).
Menurut Ubedilah, penyesalan tersebut bisa saja terjadi karena mulai terlihat keadaan yang sebenarnya. Atau mungkin, karena ada yang menegurnya langsung.
“Mungkin Jokowi menegur. Tetapi Jokowi kurang berani untuk menyingkirkan LBP dari barisan istana,” kata Ubedilah.
Kemungkinan kedua, Luhut mulai malu pada rakyat karena telah gagal saat diberi amanah sebagai Koordinator PPKM Darurat.
“Tapi bisa juga ekspresi tersebut sebagai cara LBP menyembunyikan peristiwa yang sebenarnya di Istana soal PPKM Darurat,” pungkas Ubedilah. [rmol]