Polisi akhirnya memperlihatkan langkah maju soal siapa pelaku bom buku yang pernah bikin heboh bulan lalu. Pagi-pagi sekali, empat orang yang biasa berjualan agar-agar, mainan, dan bubur sumsum keliling ditangkap Densus 88 di kontrakan miskin di gang sempit kawasan Pondok Kopi, Jakarta Timur.
Seperti diberitakan sejumlah media, empat orang itu bernama Warih, Mugi, Asum, dan Darto. Bahkan, informasi tentang barang bukti yang sudah dikabarkan didapat polisi di antaranya tiga buku tebal yang berisi rangkaian bom aktif dan siap diledakkan.
Soal lebih jelasnya tentang penangkapan ini, Polri akan menyampaikan kepada wartawan melalui Kadiv Humas Polri, Anton Bahrul Alam.
Sebelumnya, sejumlah tokoh dan pengamat merasa pesimistis polisi dapat mengungkap kasus ini. Bahkan, dugaan-dugaan pun berkembang liar dan mengaitkan kasus bom buku sebagai bagian dari operasi intelijen untuk menutupi kasus-kasus besar yang merongrong pemerintah. Seperti kasus mafia pajak Gayus Tambunan, pembobolan dana nasabah di Citibank, dan lain-lain.
Teknologi bom buku ini dinilai pengamat pun tergolong canggih. Dengan berat kurang dari satu kilogram, teknik yang rumit dan berliku-liku, tapi punya ledakan besar. Tidak heran jika perwira polri setingkat kasat reskrim Jaktim pun bisa terkecoh, karena teknologi bom ini belum pernah ada di Indonesia.
Bahkan, pengamat meyakini kalau bom ini produk jaringan internasional. Dan bukan pemain lokal. mh
foto ilustrasi: kontrakan pelaku (detikcom)