Sedikitnya tujuh tenaga kerja Indonesia hingga kini masih terjebak di Suriah. Berdasar data dari posko pengaduan bagi keluarga buruh migran di Suriah yang dibentuk oleh lembaga Migrant Care pada 7 Juni lalu, lima TKI berasal dari Indramayu, satu dari Blitar, satu dari Jakarta, dan satu orang dari Bogor.
“Kami mendesak pemerintah Indonesia berperan aktif. Jangan sampai, karena alasan tidak ada data, pemerintah terkesan pasrah,” kata Direktur Eksekutif Migrant Care Anis Hidayah melalui telepon Jumat 9 Juni 2012. “Kami mengambil inisiatif posko pengaduan untuk menjaring data TKI yang bekerja di Suriah.”
Ia meminta pemerintah berkaca pada negara tetangga, Filipina. Sebagai sesama pengirim buruh migran terbesar di dunia, Filipina cukup sigap mengevakuasi warganya dari wilayah konflik tersebut. “Sampai hari ini Filipina telah merepatriasi sekitar 1.600 buruh migran Filipina yang ada di Suriah dan akan memulangkan 1.300 lainnya,” Anis menegaskan.
Selain upaya repatriasi, pemerintah Filipina menuntut agen tenaga kerja yang mengirim buruh migran secara ilegal ke Suriah. Sejak April 2011, Filipina menghentikan pengiriman buruh migrannya ke negara yang tengah dilanda konflik tersebut.
Anis memberi contoh salah satu kasus, keluarga TKI yang masih tertahan di Suriah berusaha mengadu melalui telepon hotline Halo TKI Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI). “Tapi staf BNP2TKI justru meminta keluarga untuk menelepon langsung ke KBRI di Suriah,” ujar Anis, yang mendesak pemerintah segera menindaklanjuti laporan itu.
Kepala BNP2TKI Mohammad Jumhur Hidayat menegaskan, pemerintah sudah melakukan upaya maksimal untuk memulangkan TKI dari Suriah. Pemerintah sudah membentuk tim gabungan dari Kementerian Luar Negeri, KBRI, dan BNP2TKI untuk pemulangan mereka. Tapi tak semua TKI ingin dipulangkan. Ada yang tidak ingin, karena merasa daerah tempat mereka bekerja aman dan jauh dari area konflik. “Jadi, tak benar pemerintah tak bekerja dengan serius,” kata dia kepada Rafika Aulia dari Tempo.
Ia menjelaskan, ada 130 TKI yang masih berlindung di penampungan dan mendaftar untuk dipulangkan. Hingga saat ini, ujar Jumhur, sudah ada 203 orang yang berhasil dipulangkan melalui sembilan gelombang. Dalam waktu dekat akan ada kelompok terbang kesepuluh untuk pemulangan 30 orang, namun masih menunggu persiapan dokumen dan jadwal penerbangan. Total TKI di Suriah sendiri mencapai 12.600 orang, namun yang tercatat bekerja di daerah konflik ada 1.000 TKI.(fq/tmp)