Eramuslim.com – Pernyataan Kadiv Humas Mabes Polri, Brigjen Anton Charliyan terkait kematian Siyono menuai kecaman kalangan politisi Partai Amanat Nasional (PAN). Anton seolah menuduh Muhammadiyah dan pihak-pihak yang mengkritik sepak terjang Densus 88 sebagai kelompok pro teroris.
“Tudingan ini sungguh keji dan tidak mendasar. Muhammadiyah lahir lebih dahulu dibanding negeri ini,” ujar Wakil Ketua Fraksi PAN, Teguh Juwarno dalam pesan singkatnya, Kamis, (7/4).
Menurutnya, sangat gegabah menyederhanakan upaya mencari keadilan disamakan dengan pro teroris. Teguh pun mengingatkan, Muhammadiyah telah menyumbangkan kader-kadernya untuk berjuang dan berkorban demi kemerdekaan negeri ini.
Tindakan Densus 88 selama ini yang harus dikritisi karena menebar teror terhadap aktivis Islam di tanah air. Seharusnya, kata Teguh lagi, Polri dan Densus mengedepankan upaya deradikalisasi dengan melibatkan tokoh dan ormas Islam untuk mengajak para fundamentalis kembali ke jalan yang benar.
“Karena itu, kami mendesak Kapolri untuk mencopot Kadiv Humas dan mencabut pernyataannya yang menuduh kelompok pembela Siyono sebaga Pro teroris,” tegas Teguh.
Ia kembali menekankan bahwa Muhamamdiyah dan ormas Islam telah membuktikan bahwa Islam di Indonesia yang moderat dan toleran.(ts/rmol)