Namun ancaman Trump mungkin juga beresonansi untuk negara lain, termasuk Inggris. Inggris selama ini berharap dapat menegosiasikan kesepakatan perdagangan cepat dengan Washington menjelang Brexit.
Menanggapi ancaman AS, Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Maliki dan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan yakin negara-negara anggota PBB akan mengabaikan tekanan dari Haley. “Tidak ada negara terhormat yang tunduk pada tekanan seperti itu. Dunia telah berubah. Dunia saat ini memberontak melawan ketidakadilan,” kata Menlu Turki.
Sidang Majelis Umum PBB pada Kamis (21/12) akan memprotes veto AS dalam sidang Dewan Keamanan PBB pada Senin (18/12). Resolusi yang diveto AS itu mendapat dukungan dari 14 anggota Dewan Keamanan lainnya.
Resolusi tersebut menuntut agar semua negara mematuhi resolusi Dewan Keamanan PBB yang sudah ada sebelumnya mengenai Yerusalem, sejak 1967. Resolusi itu menyatakan status akhir kota diputuskan dalam perundingan langsung antara Israel dan Palestina.
Sekutu utama AS, seperti Inggris, Prancis, Italia, Jepang, dan Ukraina termasuk di antara 14 negara di Dewan Keamanan PBB yang mendukung resolusi. Mereka diharapkan dapat melakukan hal yang sama di Majelis Umum.
Namun, seorang diplomat Dewan Keamanan mengatakan Kanada, Hungaria, dan Republik Cezka mungkin akan tunduk pada tekanan AS dan tidak mendukung rancangan resolusi tersebut. Meski demikian, intervensi Trump telah menandai eskalasi ketegangan diplomatik terbaru, yang telah membuat Amerika banyak dikritik dan terisolasi.(kl/rol)