Eramuslim.com – Hasil survei yang menempatkan Kota Bandung sebagai kota dengan prosentase suap tertinggi menunjukkan ada anomali antara persepsi dan realita di Kota yang dipimpin oleh Ridwan Kamil tersebut.
Begitu dikatakan pengamat kebijakan public dari Indonesian Public Institute (IPI), Jerry Massie kepada redaksi, Rabu (6/12).
Hasil survei Transparancy Internasional Indonesia (TII) tentang Indeks Persepsi Korupsi (IPK) yang menempatkan Kota Bandung sebagai kota dengan persentase suap tertinggi hingga mencapai 10,8 % dari total biaya produksi.
Menurut Jerry, dalam persepsi publik Ridwan Kamil dinilai bersih dan berhasil membangun Kota Bandung. Tapi, kenyataannya sekarang Kota Bandung malah mendapat predikat buruk sebagai kota paling tinggi tingkat persepsi suapnya.
“Padahal, selama ini Pemkot Bandung dinilai sudah melakukan pembenahan sistem dan pembersihan di sejumlah instansi guna mencegah suap dan korupsi, tapi yang terjadi justru suap semakin meningkat dan cenderung lebih parah di tahun 2017 ini,” jelasnya.
Jerry memaparkan, terkait dengan IPK Kota Bandung, publik bisa melihat rekam jejak (track record) berdasarkan data runtun waktu (time series) dalam beberapa tahun sebelumnya yaitu 2015 hingga 2017.
Jerry menyebut, pada 2015, Indeks Persepsi Korupsi Kota Bandung berada di level paling rendah. Artinya, Kota Bandung menjadi kota paling korup dari 11 kota yang disurvei TII. Survei dilakukan serentak pada 20 Mei-17 Juni 2015 kepada 1,100 pengusaha dengan menggunakan metode penarikan sampel stratified random sampling.
Dari data survei TII tersebut diperoleh data kota yang memiliki skor IPK tertinggi adalah Kota Banjarmasin dengan skor 68, Kota Surabaya 65 dan Kota Semarang dengan skor 60. Sementara itu, kota yang memiliki skor terendah adalah Kota Bandung dengan skor 39, Kota Pekanbaru 42 dan Makassar dengan skor 48, ungkap pria asal Manado ini.