Tommy Tegaskan Jika PKL Tak Bisa Selalu Disalahkan, Ahok Harus Bercermin Diri

20141231-pkl-bentrok1
Ahok Harus Bercermin, rakyat kecil juga bisa ngamuk kalau harga dirinya dicederai

Eramuslim.com – Pada Kamis lalu (18/6), pedagang kaki lima atau PKL yang bedagang di kawasan Monumen Nasionak (Monas), Jakarta, ditertibkan oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.  Tidak terima dengan aksi Satpol PP itu, para pedagang kaki lima pun melawan.

Bentrokan pun terjadi. Di kedua belah pihak ada yang terluka. Mendengar ada anak buahnya terluka, Gubernur Ahok pun memerintahkan Satpol PP untuk melaporkan kejadian itu ke polisi. “Harus lapor mereka ke polisi. Enak saja, kita yang diserang tidak melanggar HAM, dia yang kena atau terluka bilangnya melanggar HAM. Tuntutlah ke kepolisian,” ujar Ahok di Balai Kota DKI Jakarta.

Terkait peristiwa itu, putra bungsu mantan Presiden Soeharto, Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto, membela pedagang kaki lima. Pada akun Twitter-nya, ia malah membuat hasta atau tanda [agar #SavePKL. “PKL Monas ngamuk itu manusiawi. Maklum mereka berharap dapat modal dari hasil jualan untuk mudik, tengok keluarga di kampung,” tulis Tommy.

Ia menilai, PKL tidak bisa selalu disalahkan, “Mereka jadi PKL karena tidak ada pekerjaan lain, dari sanalah sumber penghidupan keluarga mereka,” kata Tommy. Apalagi, tambahnya, berbagai macam kebutuhan naik, “Ditambah larangan-larangan bagi PKL, Apa sudah tidak ada rasa kasihan Anda semua terhadap masyarakat kecil?” ujarnya,

Menurut Tommy, membuat kebijakan akan terlihat bijak jika tidak berbenturan dengan kepentingan rakyat kecil. “Beri solusi, jangan hanya doyan melarang. Perda, sih, perda, tapi apakah perut kosong bisa dibuat kenyang dengan perda? Silakan Larang tapi jangan lupa beri jaminan bagi PKL. Peraturan yang ada saat ini hanya memandang rakyat menengah ke atas, Rakyat bawah seperti pedagang kecil tidak dipandang, yang ada dipaksa nurut, Kebijakan tidak adil Itu ketika rakyat kecil alias PKL dilarang, lalu area tersebut diberikan ke pedagang-pedagang yang sudah mampu,” kata Tommy lagi.

Karena itu, Tommy juga berpesan, nanti kalau pilih pemimpin pilih yang pernah tinggal di wilayah tersebut. “Dengan begitu, pemimpin tersebut paham betul seluk-beluk wilayah tersebut,” tuturnya.

Memang, semakin hari semakin terasa, banyak warga Jakarta, terutama kaum kecilnya, tak ubahnya kacung dan tak punya hak hiduo di negerinya sendiri, digusur ke sana-kemari.(rz)