TNI Usut Kasus Penemuan Ratusan Senjata

Panglima TNI Marsekal Djoko Suyanto mengatakan pihaknya akan memeriksa para petinggi TNI yang diduga terlibat kasus penyimpanan senjata dan amunisi yang ditemukan di rumah dinas Wakil Asisten Logistik TNI AD almarhum Brigjen Koesmayanto, sejauh ini pusat polisi militer (Puspom) TNI sudah memeriksa sekitar 31 orang, mulai yang berpangkat Prajurit Satu, Prajurit Dua, sampai yang berpangkat Kolonel.

"Sekitar 31 orang sudah dimintai keterangan, jadi sabar saja, dari 31 orang itu bisa berkembang lagi, kalau perlu Jenderal dimintai keterangan, termasuk yang sudah pensiun," katanya saat tiba di Kantor Kementerian Politik, Hukum dan Keamanan, Jakarta,Selasa (4/7).

Menurutnya, ada keterlibatan seorang anggota Kopassus yang bertugas sebagai Assisten Intel Kodam Siliwangi dalam kasus penimbunan senjata, sebab diketahui yang bersangkutan menyimpan senjata itu di Markas Kopassus.

Lebih lanjut Panglima menegaskan, jumlah senjata yang ditemukan di Markas Kopassus berjumlah 32 pucuk, sehingga jumlah senjata yang ditemukan saat ini berjumlah 180 pucuk senjata.

"Tiga hari yang lalu, seorang Kolonel Kopassus mengembalikan sekitar 32 pucuk senjata ke Puspom TNI," jelasnya.

Ia menambahkan, Puspom akan terus menyelidiki jenis dan status senjata api tersebut, namun sampai saat ini belum dapat disimpulkan jenis, waktu berlaku dan asal ratusan senjata itu.

Sejak pagi hari jajaran Kementerian Politik, Hukum dan Keamanan menggelar rapat secara tertutup yang dihadiri oleh Kapolri Jenderal Polisi Sutanto, Mendagri M. Ma’ruf beserta jajaran lainnya, yang dipimpin oleh Menko Polhukam Widodo AS, menjelang sore hari KASAD Jenderal Djoko Santoso dan Panglima TNI Marsekal Djoko Suyanto ikut bergabung. Namun hanya sepuluh menit kemudian seluruh pejabat tersebut dengan menggunakan mobil dinas Menko Polhukam langsung meninggalkan kantor Menko Polhukam, menuju istana untuk bertemu Presiden SBY. Keberangkatan para pejabat itu tidak diduga sama sekali oleh para wartawan yang sudah sejak pagi menunggu, terkesan mereka menghindari pertanyaan-pertanyaan dari para wartawan.(novel)