Eramuslim.com – TNI Angkatan Laut membenarkan peristiwa insiden penurunan bendera RRC oleh seorang marinir berpangkar sersan dan seorang mayor dari Korem 152 Babullah, di dermaga pelabuhan PT Wanatiara Persada, Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara, kemarin.
“Selain itu, telah terjadi penurunan bendera RRC/Tiongkok di lokasi acara peresmian ground breaking ceremony proyek smelter PT Wanatiara Persada,” ujar Kadispenal, Laksamana Pertama Gig Jonias Mozes Sipasulta kepada Rimanews, hari ini.
Dia menjelaskan, insiden bendera RRC di lokasi acara diturunkan langsung petugas keamanan PT Wanatiara Persada saat acara ground breaking tersebut berlangsung.
“Penurunannya turut dibantu oleh Sertu Agung Priyantoro agar bendera tidak menyentuh tanah. Proses menurunkan bendera Tiongkok berjalan aman,” terang Jonias.
Pesan berantai yang tersebar di kalangan wartawan hari ini menyebutkan, insiden penurunan bendera RRC terjadi pada Jumat, 25 November 2016, pukul 09.10 WIT disela-sela peresmian proyek pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral (smelther) PT Wanatiara Persada yang akan disaksikan oleh rombongan gubernur dan perwakilan Forkopimda Maluku Utara.
Disebutkan dalam pesan berantai, rombongan tiba di pelabuhan Obi dengan menumpang KM Sumber Raya 04 pada pukul 08.30, dan sebelum kapal merapat, ada informasi tentang pengibaran bendera RRC yang posisinya sejajar dengan bendera Indonesia dan ukuranya lebih besar daripada ukuran bendera Indonesia.
Sebelum rombongan tiba, sudah terjadi insiden dan ketegangan di areal perusahaan, saat wartawan berusaha menurunkan bendera RRC. Mereka dicegah oleh karyawan berkerwaganeraan RRC dan Kapolres Halmahera Selatan, dengan maksud agar bendera itu diturunkan sendiri oleh orang-orang RRC.
Menurut Jonias, PT Wanatiara Persada bertanggung jawab penuh atas insiden tersebut.
“Dengan meminta maaf atas kejadian pengibaran bendera RRC tersebut,” katanya.(ts/rimanews)