Setelah menjalani persidangan yang cukup berlarut-larut dan penuh rekayasa, Tim Penasehat Hukum Habib Rizieq Shihab akhirnya bisa sedikit bernafas lega dan memperlihatkan optimisme untuk meneruskan sidang selanjutnya.
Dari keterangan saksi-saksi yang dihadirkan sebelumnya, tampak sekali tidak ada relevansinya dengan dakwaan terhadap Habib Rizieq. Sehingga terkesan ada rekayasa untuk mengulur-ulur waktu. Akan tetapi, pada sidang lanjutan pasca Idul Fitri ini, menunjukkan perkembangan yang menggembirakan, pasalnya saksi yang dihadirkan baik saksi ahli maupun saksi fakta dapat mengungkap secara jelas tidak terpenuhinya unsur-unsur yang didakwakan terhadap kliennya.
"Optimis dari hukum bebas murni, tapi kita gak tahu kalau ini ditunggangi oleh politik hanya Majelis hakim dan Allah yang tahu," ujar salah satu penasehat hukum Mirza Zulkarnaen.
Keyakinan itu didasari, dari persidangan sebelumnya, dimana pihaknya melihat, selama ini
saksi yang diajukan oleh JPU tidak pernah ada relevansinya dengan dakwaan Habib Rizieq. Hal itu dipertegas lagi oleh keterangan saksi ahli melihat dakwaan itu tidak sesuai dengan substansi yang didakwaan.
"Pokoknya sudah ada kemajuannya, karena kali ini juga diungkap kesesatan Ahmadiyah oleh MUI yang telah mengeluarkan fatwa sesat," jelasnya.
Tak Ada Kaitan dengan Bentrok Monas
Dalam kesempatan itu, Panglima Komando Laskar Islam, Munarman yang menjadi saksi fakta terdakwa Habib Rizieq menyatakan, acara 1 Juni di Monas tidak ada kaitannya dengan Ketua Front Pembela Islam (FPI) tersebut.
"Itu acara yang dilakukan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dalam rangka menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM)," kata Munarman dalam kesaksiannya.
Ketika itu, menurutnya, HTI menghubunginya dan meminta pengamanan dari Forum Umat Islam (FUI). Untuk itu, Munarman mengaku langsung menghubungi ormas-ormas Islam dari kalangan kelaskaran dengan tujuan mendukung pengamanan acara. Selanjutnya, ormas Islam ini bergabung menjadi satu, yaitu komando laskar Islam.
"Saya tidak pernah menghubungi Habib Rizieq, Habib Rizieq pun tidak ada di kegiatan di Monas," ujarnya.
Namun, Munarman mengaku sempat dihubungi Panglima Laskar Pembela Islam (LPI) Machsuni Kaloko. Saat itu, Machsuni meminta dirinya untuk menemui Rizieq. Karena Rizieq ketika itu mempertanyakan dan meminta klarifikasi tentang siapa yang mengajak FPI ke Istana sehingga terlibat dalam insiden Monas.
"Tapi saya katakan, tidak pernah mengajak FPI dan tidak ada anggota FPI di Monas. Sebab yang saya hubungi hanya laskar dari Missi Islam, Garis, Mujahidin Indonesia, dan Laskar Pembela Islam," jelasnya. (novel)