Tips Aman Tinggalkan Rumah Saat Mudik

Mudik atau pulang kampung telah menjadi ritual tahunan bangsa ini, lazim dilakukan pada momentum hari raya Iedul Fitri. Hal ini biasanya dimulai pada pekan terakhir bulan Ramadhan, di mana banyak orang yang berasal dari kampung dan desa-desa berbondong-bondong meninggalkan kota besar. Terminal bus, stasiun kereta api, dan juga bandara mulai dipenuhi pemudik. Dan dengan sendirinya, banyak rumah di kota-kota besar seperti Jakarta kosong ditinggalkan penghuninya.

Keadaan ini sering mengundang tindak kriminalitas berupa pencurian. Bahkan dalam beberapa kasus pernah pula terjadi kebakaran karena ada peralatan elektronik yang tidak dimatikan saat penghuninya mudik. Sebab itu, seperti tahun-tahun sebelumnya, pihak kepolisian selalu saja mengingatkan pentingnya berjaga-jaga demi memelihara keamanan dan kenyamanan rumah yang ditinggalkan sebelum penghuninya mudik.

Beberapa tips di bawah ini bisa jadi bermanfaat bagi pemudik yang hendak meninggalkan rumahnya:   

– Sebelum meninggalkan rumah, periksa kembali kompor, gas, dan segala peralatan elektronik yang ada. Selang kompor gas ke tabung sebaiknya dilepas. Kulkas dikosongkan isinya dan dimatikan dengan dilepas colokan ke steker listrik. Teve dan segala macam barang yang berhubungan dengannya seperti konsul playstation, DVD, home theater, juga dimatikan dan dilepas dari steker listrik. Demikian pula dengan perangkat komputer dekstop, harap dimatikan total.

– Sebelum pergi penghuni rumah wajib memberitahukan hal ini kepada Ketua RT dan RW, dan juga tetangga yang tidak mudik. Bagi yang tinggal di kompleks perumahan, sebaiknya juga memberitahukan hal ini kepada satuan pengaman kompleks perumahan. Satpam perumahan atau pengurus RW biasanya sudah berkoordinasi dengan aparat keamanan setempat dalam kondisi seperti ini.

– Jika ada tetangga sebelah rumah yang bisa dipercaya, kunci rumah bisa dititipkan agar dia bisa mengeceknya sewaktu-waktu. Hanya saja, kita hendaknya mewanti-wanti mereka untuk tidak mudah percaya pada orang-orang yang bisa saja datang dan mengaku sebagai saudara atau keluarga. Untuk itu penting untuk meninggalkan nomor telepon atau ponsel yang bisa dihubungi setiap waktu untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

– Kunci jendela, seluruh pintu—baik pintu kamar maupun pintu luar, termasuk gerbang atau pagar—dengan baik. Bahkan jika perlu dengan kunci atau gembok tambahan. Lemari dan berbagai laci juga hendaknya dikunci.

– Lampu luar sebaiknya memakai peralatan tambahan yang bisa secara otomatis menghidupkan lampu jika malam dan mati sendiri jika hari sudah terang. Dalam melakukan rencana pencurian, maling biasanya mengidentifikasi rumah-rumah yang lampunya menyala jika di siang hari. Hal ini menandakan si empunya rumah tidak ada atau rumahnya kosong. Beberapa lampu kecil di dalam ruangan rumah sebaiknya juga diperlengkapi dengan alat otomatis ini agar di malam hari bisa menyala sendiri dan mati di siang hari. Ini berguna agar menghindari kesan rumah kosong.

– Dalam masa-masa banyak rumah kosong, hendaknya bagi kita yang tidak mudik atau ketitipan rumah kosong, bersikap waspada dan ekstra hati-hati terhadap orang-orang yang mengaku sebagai petugas yang ingin memperbaiki saluran telepon atau listrik atau apa pun. Jangan pernah membuka pintu pagar bagi orang yang tidak dikenal. Jika kedatangan orang-orang seperti ini sebaiknya kita cepat berkoordinasi dengan tetangga sekitar atau Ketua RT. Sebab itu nomor-nomor telepon penting hendaknya selalu berada atau ditempel di tempat yang mudah terjangkau. (rd)