Lembaga Kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) mengirimkan tim pertamanya ke Palestina dan Libanon bagi para pengungsi warga sipil khususnya anak-anak, perempuan dan orang lanjut usia. Tim ini rencananya berangkat pada Sabtu (05/08) menuju Damaskus, Suriah.
Wakil Direktur ACT Syuhelmaidi Syukur menyatakan, agresi yang dilakukan oleh Israel terhadap Palestina dan Libanon telah menimbulkan keprihatinan bukan hanya dari umat Islam tapi seluruh masyarakat dunia, karena itu sebagai lembaga kemanusiaan, ACT terpanggil untuk melakukan aksi Simpaty of Solidarity (SOS).
"Tema yang kami ambil untuk aksi kali ini Food for Palestine and Libanon, karenanya dalam kegiatan tersebut kami akan mengutamakan pemberian makanan kepada para pengungsi,"jelasnya dalam jumpa pers, di Kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Jum’at(04/08).
Menurutnya, seperti kegiatan serupa yang pernah dilaksanakan di Irak, Pakistan, Afganistan, dan Kashmir, pihaknya tidak akan membawa bantuan berupa bahan makanan ataupun barang, tetapi dalam bentuk dana bantuan berupa uang sebesar 1,1 milyar rupiah.
Di tempat yang sama Ketua Indonesia Team for Palestine and Lebanon Bayu Gawtama menegaskan, keberangkatan ACT ke Palestina dan Libanon bukan dalam rangka berperang, namun untuk menjalankan misi kemanusiaan dan menyalurkan bantuan dari masyarakat Indonesia yang sudah disalurkan melalui ACT.
"Insya Allah kita tidak akan berperang, kita menjalankan misi kemanusiaan, jujur saja saya bersama anggota tim tidak bisa mengangkat senjata," ujarnya.
Ia mengakui, sempat mengalami kesulitan dalam mengurus pembuatan visa, dengan alasan harus mendapat rekomendasi dari pihak KBRI Suriah, selain itu juga pihak dalam negeri sepertinya tidak ingin mengambil resiko atas keberangakatan relawan, jika di sana terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Namun Tim ini kembali optimis ketika Departemen Luar Negeri mengeluarkan pernyataan tidak akan menghalangi misi kemanusiaan.
Tim pertama yang akan berangkat ke Palestina dan Libanon ini terdiri dari tiga orang yakni Humas ACT Bayu Gawtama, Rescue Team Commander Eko Yudho Pramono dan Emergency Team Associate Muhammad Husni. Mereka akan bertugas selama dua pekan, jika sudah selesai maka akan dilanjutkan dengan tim kedua.(novel)