Seekor tikus raksasa berwarna hitam ikut meramaikan unjuk rasa Hari Buruh Sedunia. Bahkan, tikus ini bergaya dengan duduk di bangku yang terbuat dari bambu yang diusung oleh sekitar 8 orang buruh dari Bunderan HI ke depan Istana, disambut dengan musik tradisional yang biasanya mengiringi kuda lumping.
Tikus yang terbuat dari kayu dan karung goni dengan ukuran sekitar panjang 3 meter, lebar 1, 5 meter dan tinggi 2, 5 meter, dilengkapi dengan kalung bertuliskan ‘The King of Corruptor’ dan bertalikan uang dolar Amerika palsu. Tikus itu menggambarkan seorang pemimpin bangsa yang korup dan membuat kebijakan tidak adil bagi masyarakat kelas bawah, seperti yang dirasakan oleh para buruh, misalnya dengan sistem kontrak dan upah yang rendah.
Peringatan May Day semakin siang semakin marak, terutama di depan Istana Merdeka Jl. Medan Merdeka Utara, rombongan buruh datang bergelombang dan tumpah ruah di sana. Dengan membawa bendera, spanduk, dan poster dari masing-masing serikat pekerja para buruh langsung mengatur tempat, untuk menyatukan tuntutan mereka memperoleh upah yang layak dan menghentikan sistem yang menyulitkan kaum buruh.
"Kenaikan upah buruh tidak seimbang dengan kenaikan harga BBM, dan harga sembako yang terus melonjak, bahkan untuk jaminan hari tua perusahan harus memotong uang penghasilan buruh setiap bulan, kalau begini tetap saja buruh yang menanggun hidunya sendiri, " ujar Sekjen Gabungan Serikat Buruh Independen (GSBI) Emilia Yanti MD Siahaan di sela-sela orasinya, di depan Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (1/5).
Ia juga meminta sebelum pemerintah mengeluarkan peraturan pemerintah mengenai pesangon, agar meninjau ulang pasal-pasal UU Ketenagakerjaan No. 13 tahun 2003 sehingga tidak bertentang dengan PP yang akan diterbitkan.
Aksi buruh di depan Istana Merdeka diikuti oleh berbagai organisasi buruh antara lain GSBI, Serikat Buruh Transportasi Nasional (SBTN), Solidaritas Buruh Pelabuhan Indonesia (SBPI), Front Rakyat Indonesia, dan sebagainya di mana mereka bergabung dalam Aliansi Buruh Menggugat (ABM). Tak ketinggalan di antara peserta demo, ikut serta sekitar puluhan orang yang tergabung dalam Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta.
Ditemui di sela-sela aksi Ketua AJI Jakarta Jajang Jamaludin menyatakan, ketidakpastian yang dialami oleh para buruh juga dialami oleh beberapa jurnalis, karena itu dalam peringatan Hari Buruh Internasional kembali menuntut meningkatan kesejahteraan bagi wartawan, hal ini akan sejalan dengan kampanye anti suap dikalangan jurnalis.
"Standar layak gaji jurnalis versi AJI, tahun 2006 Maret 3, 1 juta, sekarang menjadi 3, 2 juta, sebenarnya ada perusahaan yang sudah melampaui itu tapi banyak juga perusahan besar tapi tidak mau membayar setinggi itu. Karena itu kita ikut mereka, kita coba serukan kepada pemilik media, itu isu utamanya, karena harus disadari masih banyak jurnalis di daerah yang dibayar berdasarkan berita, tidak diangkat bertahun-tahun mengabdi, bahkan media besar sekalipun, belum mau mengangkat jurnalisnya, "jelasnya.
Akibat dipadati pendemo yang berjumlah sekitar 2. 000 orang, Jalan Medan Merdeka Utara menuju Harmoni ditutup, namun arus lalu lintas di Jalan Medan Merdeka Barat yang menuju Harmoni tetap dibuka. Dua lapis pasukan Dalmas Polda Metro Jaya yang berjumlah 300 orang berdiri siaga di balik barikade kawat berduri di depan Istana, sedangkan dibagian dalam kawat berdiri 500 anggota pasukan Brimob. Para peserta secara bergantian melakukan orasi, menjelang sore sebagian buruh meninggalkan istana dengan tertib, dan Jalan Medan Merdeka Utara kembali dibuka. (novel)