Presiden Partai Keadilan Sejahtera Tifatul Sembiring mengingatkan, Presiden Palestina Mahmud Abbas agar tidak memanfaatkan kunjungannya ke Indonesia untuk menyebarkan black campaign mengenai kelompok Hamas.
“Terus terang saya tidak setuju jika ada salah satu kelompok suatu negara pergi ke luar negeri dan membicarakan keburukan kelompok lainnya. Istilah saya baju kotor lebih baik dicuci di rumah sendiri dan tidak usah dibawa ke tetangga, ”ujarnya di sela-sela acara Diskusi mengenai masa depan Palestina, di Hotel Shangri-La, Jakarta, Selasa (23/10).
Tifatul juga mempertanyakan sikap Presiden Mahmud Abbas yang lebih terbuka, untuk berdialog dengan pihak Israel dibanding dengan kelompok Hamas.
“Kenapa mereka berunding lebih dulu dengan Israel. Kenapa tidak dengan Hamas, padahal Hamas pemenang pemilu Palestina sebanyak 70 persen, ” tandasnya.
Lebih lanjut Ia menyatakan, jalan terbaik untuk mendamaikan kedua kelompok yang bertikai di Palestina itu adalah dengan menaati kembali perjanjian Makkah, di mana Presiden Mahmud Abbas telah melakukan perjanjian dengan Perdana Menteri Ismail Haniyah, karena ini adalah masalah internal Palestina
Tifatul berpendapat, Fatah bukanlah musuh Hamas, keduanya bersaudara sehingga pertikaian antara keduanya harus diakhiri, salah satunya dengan membuka pintu dialog, karena hukumnya Haram merampas harta, menumpahkan darah dan menghinakan kehormatan saudaranya.
Selama ini, Presiden Palestina Mahmud Abbas yang berasal dari kubu Fatah memang dikenal lebih suka berdiskusi dan rapat dengan pihak Zionis-Israel maupun dengan Amerika Serikat ketimbang dengan HAMAS. Sehingga di Palestina sendiri, Abbas dikenal sebagai ‘Kolaborator Zionis’ yang mendahulukan kepentingan Zionis ketimbang kepentingan rakyat Palestina.(novel)