Tifatul: Demokrat dan PKS adalah 'Backbone' Koalisi

Jakarta—Sekitar pukul 16.00, pada Jumat (9/10), Rakernas Partai Keadilan Sejahtera digelar. Bertempat di Hotel Atlet Century, Senayan, Jakarta, Rakernas dihadiri pula oleh Presiden PKS, Tifatul Sembiring, Ketua Dewan Syariah Partai, Surahman Hidayat, dan Ketua Majelis Pertimbangan Partai, Suharna Surapranata. Dalam pidato pembukaan Rakernas, Tifatul mengelaborasi mengapa PDIP merapat ke pemerintah dan kembali menegaskan bahwa PKS tidak akan mundur dari koalisi.

Di awal pidato, Tifatul menganalogikan pembangunan menara Eiffel yang ditentang oleh seorang tokoh bernama Francois, namun kemudian, Francois pula yang sering berada di menara setinggi 300 m tersebut setelah selesai dibangun. Alasannya berada di sana adalah karena di tempat tersebutlah satu-satunya tempat di Paris di mana menara Eiffel tidak akan terlihat.
“Jadi, ketika PDIP belum bergabung, selama ini melihat dari jauh, kesal, marah, emosi, tapi setelah bergabung dan ada di dalam, rupanya betah juga, gitu. Kalau orang Tapanuli Selatan membuat judul lagu tentang ini, Benci tapi Rindu,” ujar Tifatul.

Mengomentari Golkar yang mungkin akan bergabung di koalisi SBY-Boediono, Presiden PKS yang telah menjabat selama 5 tahun tersebut menyatakan, “Itu kalau judul lagunya, kau datang dan pergi sesuka hatimu.”

Meski terkesan santai, namun ketika ditanya apakah PKS akan keluar dari koalisi SBY, Tifatul menjawab tegas, “Ya nggaklah. Kita berkeringat, kita berjuang, dan kita menang. Kita adalah the rulling party, kata SBY kepada PKS, Partai Demokrat dan PKS itu adalah backbone koalisi.”

Periode 2009-2014 dipandang Tifatul sebagai tahunnya The Last Mohicans, yaitu tahun terakhir bagi karier para politisi yang usianya di atas 60 tahun.
“Kalau SBY, akan dibatasi UUD, sudah dua kali menjabat sebagai Presiden, Ibu Megawati, saya rasa akan terjadi suksesi di PDIP. Juga kita lihat Gus Dur, Pak Amien Rais, juga tidak mau lagi terlalu muncul di panggung politik, Pak Jusuf Kalla sudah menyatakan pulang kampung. Pak Wiranto sudah mencari penggantinya. Jadi, nanti pada tahun 2014, ini adalah masa atau era anak-anak muda. Newcomers semuanya. Dan inilah situasi-situasi yang akan ada di hadapan kita di masa yang akan datang. Inilah tantangan PKS,” ungkap Tifatul.

Rakernas PKS dihadiri oleh semua elemen DPW dari 33 provinsi, juga DSP, dan MPP. Dalam konsolidasi nasional pertama setelah pemilu ini, PKS akan mengagendakan hearing dari wilayah mengenai evaluasi pemilu legislatif dan pilkada yang digelar sepanjang 2009. Selain itu, Rakernas juga akan membahas mengenai struktur dan kondisi kader PKS. Hasil evaluasi ditambah pemaparan riset tentang persepsi publik terhadap PKS akan menjadi bahan Munas PKS yang sedianya dilaksanakan tahun depan. (Ind)