Tidak Respeknya Washington Post Terhadap Jokowi

jokowi ryamizard kompasEramuslim.com – The Washington Post merupakan salah satu media paling terkemuka di AS, dimana dalam berbagai segi memiliki standart tinggi dalam ilmu jurnalistik. The Post, demikian warga AS biasa menyebutnya, sangat melegenda karena dua wartawannya berhasil membongkar Skandal Watergate yang menyebabkan Presiden Richard Nixon turun tahta.

Dalam berbagai sekolah jurnalistik dunia, The Post menjadi media rujukan. Sangat mustahil jika media sekelas The Post sampai salah mengidentifikasi hal-hal yang sangat remeh, seperti memasang foto Menhan Ryamizard Ryacudu dan memberi caption sebagai foto Jokowi. Orang awam saja bisa dnegan mudah mengakses google untuk mengetahui mana Jokowi dan mana Ryamizard.

Namun itulah yang terjadi. “Menyambut” kedatangan Jokowi ke AS, The Post memuat sebuah berita. Dalam edisi Selasa (27/10), Washington Post menurunkan tulisan soal kunjungan Jokowi bertemu Obama di Gedung Putih.

Di halaman A10, terdapat sebuah foto hasil jepretan Jim Watson dari Agence France-Presse yang menampilkan prajurit AS dan Ryamizard sedang memberi hormat di samping Sekretaris Pertahanan AS Ashton B Carter.  Namun anehnya, pada keterangan foto, Washington Post menulis Ryamizard sebagai Jokowi.

Keterangan foto yang tercantum, “Indonesian President Joko Widodo salutes a color guard at the Pentagon, on Monday. At right is Defense Secretary Ashton B. Carter“.

Foto ini pun kemudian menyebar di media sosial dan menjadi perbincangan. Presiden Jokowi sendiri pada hari itu tidak berada di Pentagon. Juliet Eilperin, penulis berita itu, berjanji akan mengoreksi “kesalahan” caption pada foto dalam berita Jokowi yang keliru identifikasi.

Sebagian kalangan percaya dan yakin jika itu bukan suatu kesalahan namun lebih kepada suatu pesan tersembunyi jika The Post memang hendak melecehkan Jokowi. Karena orang nomor satu Indonesia ini di AS memang tidak disambut sebagaimana layaknya seorang presiden. Dia ke Gedung Putih hanya disambut Kepala Protokoler, setelah Jokowi sendirian mengisi buku daftar tamu yang biasa diisi para turis yang hendak ke Gedung Putih, maka Jokowi ke dalam dan sempat menunggu di luar kamar presiden Obama yang sedang bekerja. Obama pun menerima Jokowi hanya sebentar dan tidak ditutup dengan acara pernyataan bersama sebagaimana layaknya protokoler penerimaan tamu negara.

Sambutan Obama ini sangat berbeda dengan sambutan-sambutan pada kepala negara lain yang pernah ke AS. Ahli bahasa tubuh akan bisa dengan mudah mengidentifikasi dari foto-foto salaman Jokwoi-Obama, jika Obama memang tidak menaruh respek pada Jokowi. Orang yang satu ini memang selalu memalukan Indonesia di mana pun dia pergi. Sama sekali tidak ada yang bisa dibanggakan darinya. (ts)