Eramuslim – Aksi relawan pendukung petahana Joko Widodo (Jokowi) yang melanggar aturan Komisi Pemilihan Umum dalam Deklarasi Kampanye Pemilu Damai 2019, Minggu kemarin (23/9) patut disayangkan.
Hal tersebut semakin membuka mata publik akan kelemahan Jokowi sebagai pemimpin. Petahana dianggap tidak mampu mengendalikan para pendukungnya agar berperilaku sportif.
“Wajar saja jika publik pun saat ini menilai kepemimpinan Jokowi lemah dan semakin meragukan kepemimpinan Jokowi karena bagaimana Jokowi mampu mengendalikan keadaan negara Indonesia khususnya anjloknya rupiah dan stabilitas harga-harga pokok, jika menertibkan pendukungnya saja tidak mampu,” tutur pengamat politik Panji Nugraha kepada wartawan, Senin (24/9).
Dia menambahkan, pikiran rakyat sederhana dan terbentuk dari persitiwa-peristiwa yang terjadi di ruang publik. Karena kejadian tidak tertibnya pendukung Jokowi bukan hanya terjadi sekali saja. Peristiwa bentrok massa pro Jokowi dengan mahasiswa di Medan beberapa waktu lalu juga menjadi catatan buruk kepemimpinan Jokowi
“Terlebih soal gaduhnya kabinet Jokowi antara mendag dengan Bulog soal impor juga mempengaruhi persepsi publik,” kata Panji.
Padahal, harapan rakyat kepada Jokowi dengan mengikuti pilpres sebagai petahana sekaligus sebagai presiden petahana dapat memberikan contoh kepada kompetitornya untuk berkampanye secara fair dan tertib. Namun nyatanya justru sebaliknya.
“Jadi, wajar saja jika rakyat semakin ragu untuk memilih Jokowi satu kali lagi,” tutup Panji yang juga direktur eksekutif Bimata Politica Indonesia (BPI). (rmol)