The Fed Mau Tapering Tahun Ini, Rupiah Bakal Melemah Rp 17.000 per Dolar AS?

“Rupiah diperkirakan melemah hingga 16.000-17.000 per dolar AS jika tapering off mulai awal 2022,” ujarnya.

Pelemahan rupiah, kata dia, juga akan menciptakan imported inflation atau inflasi karena naiknya harga barang impor. Dia menilai ancaman inflasi perlu segera diantisipasi karena daya beli diperkirakan belum kembali naik di 2022 akibat dampak pandemi COVID-19.

“Volatilitas kurs juga membuat impor naik signifikan dan memukul industri manufaktur yang bahan bakunya impor. Misalnya industri farmasi sebesar 90 persen bahan baku nya berasal impor. Bisa mempengaruhi keberlanjutan bisnis farmasi juga harga jual produk di tingkat konsumen,” jelasnya.

Tapering menurutnya juga akan berdampak pada kenaikan tren suku bunga acuan. Ini akan membuat bunga kredit perbankan makin mahal.

“Mau tidak mau untuk tekan keluarnya dana asing ya bunga acuan dinaikkan. Kalau milenial mau ajukan KPR atau kredit motor tahun depan bunganya diperkirakan makin mahal. Jadi sebaiknya buru-buru kredit sekarang sebelum bunga naik. Shock taper tantrum pada 2013 menjadi pelajaran penting agar memperkuat fundamental ekonomi,” tuturnya.

Menurut dia, pemerintah perlu memperkuat devisa dengan optimalkan Devisa Hasil Ekspor yang dikonversi ke rupiah. Pemerintah juga perlu mengantisipasi ancaman keluarnya dana asing dengan pengendalian terhadap risiko utang pemerintah dan swasta.

Juga mendorong permintaan dan pertumbuhan kredit usaha sebelum tapering off terjadi untuk percepat pemulihan ekonomi.

“Mendorong investasi yang berkualitas bukan sekadar portfolio sehingga struktur investasi bisa lebih panjang tidak mudah terguncang faktor eksternal,” kata dia.

Sebelumnya, Ketua The Fed, Jerome Powell, dalam pidatonya pada Simposium Ekonomi Tahunan Jackson Hole Federal Reserve Bank of Kansas City, memberi sinyal tapering akan dilakukan dalam waktu dekat.

Setidaknya, saat ini tercatat senilai secara bulanan pembelian Treasury AS dan sekuritas mencapai USD 120 miliar. Powell mengatakan jika pertumbuhan ketenagakerjaan berlanjut, maka tapering bisa dimulai tahun ini.

Sementara Direktur Eksekutif INDEF, Tauhid Ahmad, juga mengatakan tapering akan sangat berdampak bagi Indonesia. Dampaknya yakni terhadap suku bunga, inflasi, hingga tingkat pengangguran.

“Ini kan soal momentum kapan, tentu saja ini pengaruhnya ke kita ke suku bunga, inflasi, pengangguran, dan lain-lain saya kira cukup besar,” kata Tauhid saat webinar yang digelar Narasi Institute, Jumat (20/8). [kumparan]