Eramuslim.com – Bank Sentral Amerika Serikat atau The Fed kemungkinan akan melakukan kebijakan pengurangan aset atau tapering di tahun ini. Kebijakan ini tentu akan berdampak pada Indonesia.
Menurut Direktur CELIOS (Center of Economic and Law Studies), Bhima Yudhistira, kebijakan tapering akan berdampak pada nilai tukar rupiah yang melemah. Ini kemudian akan membuat harga barang konsumsi naik signifikan.
“Dampak tapering off paling cepat dirasakan ke fluktuasi nilai tukar. Jika situasi tapering off berubah menjadi taper tantrum maka nilai tukar rupiah akan mengalami tekanan hebat. Dulu tahun 2013 rupiah dari Rp 12.000 per USD loncat ke Rp 14.600 di tahun 2015,” ujar Bhima saat dihubungi kumparan, Sabtu (28/8).
Menurut dia, minat dana asing masuk ke instrumen di negara berkembang seperti Indonesia, yakni saham dan surat utang pemerintah akan menurun.
Sementara pemulihan ekonomi Indonesia sedang terganggu akibat pandemi, sehingga Indonesia diperkirakan pulih lebih lambat dibanding negara lainnya.