Eramuslim.com — Laporan terbaru majalah ekonomi kelas dunia, The Economist, menyebutkan di era Presiden Jokowi demokrasi dilemahkan. Hal ini menuai reaksi beragam dari berbagai kalangan.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai laporan menyengat dari The Economist itu benar adanya.
Dedi melihat dari sikap pemerintah terhadap sejumlah kritik elemen masyarakat ditanggapi secara represif.
“Polemik yang selama ini mengemuka memang mengarah pada simpulan demokrasi dilemahkan,” kata Dedi Kurnia, Jumat (20/8).
“Kita bisa lihat bagaimana Presiden merespons kritik baik yang disampaikan individu maupun demonstrasi berkelompok, semua dihadapi dengan represif melalui alat kekuasaan negara, yakni polisi,” jelasnya.
Bahkan, menurut Dedi Kurnia, tidak sedikit tokoh kontra pemerintah yang dipenjara hanya karena melontarkan kritik.
“Itu juga penanda kuat Presiden lakukan pembiaran, seolah menikmati pengekangan kritik yang selama ini mengemuka,” pungkasnya.
Majalah ekonomi ternama kelas dunia, The Economist, hari ini, Jumat (20/8) menurunkan sebuah laporan yang menyengat.
“Indonesia’s president promised reform. Yet it is he who has changed,” begitu judul op-ed yang diawali dengan kata “Jokowho?”.
Di bagian bawah judul itu tertulis kalimat teaser, “Democracy is increasingly enfeebled under Jokowi” atau bila diindonesiakan menjadi, “Demokrasi semakin dilemahkan di bawah pemerintahan Jokowi.”
Artikel ini juga memuat sebuah kartun yang sejalan dan menggambarkan kondisi yang disebutkan di dalam judul. [Pojoksatu]