Terus Mendiskreditkan Islam, Barat Iri Lihat Islam Berkembang

Pertambahan jumlah dan perkembangan umat Islam di seluruh dunia yang semakin pesat minimbulkan kecemburuan dari negara-negara barat, karenanya mereka berupaya mencari cara untuk mendiskreditkan Islam, dan berkonspirasi melunturkan akidah umat Islam.

"Salah satu cara untuk menjegal lajunya Islam adalah dengan memfitnah, menghasut dan menyudutkan Islam, agar Islam dibenci, dimusuhi dan dijauhi umat manusia, " ujar Pimpinan Pondok Pesantren Assidiqiyah KH Noer Muhammad Iskandar menangapi kemunculan gerakan anti Islam melalui media.

Namun, menurutnya, mereka salah, karena semakin Islam ditekan dan dimusuhi, semakin banyak orang Barat yang justru bersimpati dan ingin mengetahui ajaran Islam, yang akhirnya mereka justru mendapat hidayah memeluk agama Islam.

Noer Iskandar mengatakan, Al-Quran telah menyebutkan perilaku Barat dalam hal ini kalangan Yahudi dan Nasrani merasa iri melihat perkembangan Islam yang semakin pesat. Karena itulah, dimuncullah gerakan-gerakan konspirasi yang mereka anggap strategis supaya Islam di dunia ini tersudut.

"Mereka memancing-mancing lewat berbagai cara, agar umat Islam itu berbuat anarkis. Mereka memunculkan kartun Nabi Muhammad SAW, film Fitna dengan rekayasa yang sangat negatif dan sebagainya, " ujarnya.

Bukan hanya itu, lanjutnya, di lingkungan komunitas umat Islam, mereka berkonspirasi menciptakan agar umat Islam terjadi cekcok, saling bermusuhan. Misalnya dengan munculkan aliran baru yang menyesatkan, orang mengaku nabi setelah Rasulullah, serta kepercayaan baru yang sengaja ‘ditumbuhsuburkan’ dan tetap membawa Islam, sehingga citra buruk menimpa umat Islam.

"Semua itu tidak lain, bertujuan memancing umat Islam agar melakukan tindakan anarkis, " tandasnya.

Noer Iskandar menyatakan, saat ini orang semakin cerdas berpikir, bahwa ada perbedaan antara tindakan Islam dan tindakan orang Islam, dalam arti orang sudah bisa melihat Islamnya itu seperti apa.

"Kalau ada orang yang mengaku beragama Islam dan melakukan tindakan kekerasan, itu bukan ajaran Islam yang benar, tapi itu pemahaman yang keliru. Jadi bukan Islamnya yang tidak benar, tapi orang Islamnya, " pungkasnya.(novel/htol)