Anggota Komisi VI DPR RI, Herman Khaeron/RMOLJabar
eramuslim.com – Insiden ledakan dan kebakaran yang dialami PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) pada Minggu kemarin (24/12) menjadi keprihatianan publik. Terlebih, teknologi dan sistem keamanan yang digunakan perusahaan tersebut tergolong rendah.
“Saya turut prihatin atas kejadian ini dan turut berduka atas 18 korban jiwa. Saya mengkritisi PT IMIP bahwa dengan HSE yang lemah pasti suatu saat akan terjadi kecelakaan kerja,” ucap anggota Komisi VI DPR RI, Herman Khaeron (Hero), dikutip Kantor Berita RMOLJabar, Rabu (27/12).
Hero menambahkan, PT IMIP Morowali memang masih menggunakan teknologi lama dan safety-nya rendah, sehingga memiliki resiko kecelakaan yang sangat tinggi.
“Saya mengkritisinya. Dan dengan alasan risiko itulah juga banyak menggunakan tenaga kerja dari Tiongkok. Apalagi di wilayah tungku dan area finishing saya juga melihat berisiko dan tentu saya bertanya terkait dengan teknologi yang digunakan, yang terkesan bahwa ini adalah teknologi yang sudah tertinggal dan mungkin karena menghemat biaya investasi kala itu,” papar politikus Partai Demokrat ini.
Sebelumnya, kecelakaan kerja terjadi di pabrik pengolahan nikel milik PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS), Morowali, Minggu (24/12). ITSS sendiri merupakan salah satu tenant yang beroperasi di Kawasan Industri Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Morowali, Sulawesi Tengah.
Hasil investigasi awal yang dilakukan perusahan, menduga penyebab ledakan adalah karena bagian bawah tungku masih terdapat cairan yang jadi pemicu ledakan. (sumber: RMOL)