eramuslim.com – Menteri Investasi Indonesia/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia blak-blakan menyebut awalnya bukan Gibran Rakabuming Raka yang diusung menjadi calon wakil presiden (cawapres) dari calon presiden (capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto.
Hal ini dikatakan Bahlil di Talkshow Info A1 | Bahlil Blak-blakan: Ditarik Prabowo hingga Puji Gibran | Episode 27 di YouTube resmi Kumparan yang tayang pada Kamis (28/12/2023).
“Sebenarnya idealnya itu dulu adalah ada sebuah pemikiran untuk bagaimana menggabungkan antara Pak Prabowo dan Pak Ganjar. Itu ide besar untuk bangsa supaya tidak ada kampret-cebong, supaya dua-duanya matang gitu lho. Itu ide besarnya,” kata Bahlil dikutip tvOnenews.com dari Talkshow Info A1 Kumparan pada Minggu (31/12/2023).
“Pemilunya juga tidak perlu menghabiskan banyak duit, gesekan di bawah juga tidak terlalu besar. Itu ide ideal. Gagasan ideal,” sambungnya.
Saat itu, kata Bahlil, memang belum ada kesepakatan antara pihak Prabowo dan Ganjar. Namun, apabila merujuk pada survei, perbedaan mereka hanya 3%-4% di margin of error.
“Enggak ada yang mau mengalah siapa yang nomor 1, siapa yang nomor 2. Akhirnya ide itu batal,” ujarnya.
Kemudian, Bahlil pun mendorong seniornya, yakni Erick Thohir untuk menjadi cawapres Prabowo.
Namun, Prabowo malah menyodorkan proposal meminang Gibran sebagai wakilnya. Bahlil mengatakan disodorkannya nama Erick Thohir sebagai cawapres Prabowo karena mengingat dia punya kesempatan yang cukup besar melalui PAN. Bahkan, ide ini disetujui Jokowi.
“Jadi Pak Presiden pun waktu awalnya itu mendorong Pak Erick sebagai salah satu cawapres. Bukan satu-satunya ya, sebagai salah satu cawapres,” kata Bahlil.
Saat Prabowo malah menyodorkan proposal meminang Gibran sebagai wakilnya, Bahlil mengatakan hal itu ditolak Jokowi.
Dia menjamin majunya Gibran sebagai cawapres bukanlah dorongan dari sang ayah—Jokowi—apalagi sang ibu, yakni Iriana Jokowi.
Bahlil menceritakan saat itu nama Gibran pun dibawa-bawa dalam rapat koalisi penentuan cawapres Prabowo.
Hingga akhirnya, kata dia, Gibran dipilih karena dianggap tidak ada satupun partai koalisi yang menolak ide tersebut.
“Artinya dari semua cawapres yang ada itu, semua partai itu, kalau Gibran itu tidak ada partai yang menolak. Semuanya setuju. Tapi kalau selain dari Mas Gibran, itu pasti ada partai yang mendukung dan menolak. Dengan kata lain, Mas Gibran sebagai cawapres di Koalisi Indonesia Maju ini sebagai perangkat untuk semua partai,” terangnya
(Sumber: Tvone)
Jadi jelas info menteri kalo presiden memang cawe-cawe urusan capres. Presiden tidak netral mengayomi semua eleman rakyat.