Eramuslim.com – Ahok sungguh-sungguh tidak punya empati kepada warga pribumi. Bagai sikap penjajah Belnada kepada rakyat jajahannya, dia selalu menyalahkan pribumi. Mungkin inilah sikap rasis yang diperlihatkannya kepada pribumi, hanya saja selama ini siapnya tersebut dikemas dan dibungkus rapat oleh media-media mainstream yang telah diguyur fulus dalam jumlah besar.
Puluhan warga di kawasan Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara, memilih menjadi manusia perahu. Hunian mereka digusur Pemprov DKI Jakarta pada Selasa kemarin. Padahal, mereka memiliki KTP DKI Jakarta yang artinya akan diberikan rumah susun. Ada tiga rusun yang disediakan. Rusun Rawa Bebek, Rusun Marunda dan Rusun Kapuk Muara.
Warga yang memilih menetap di atas kapal itu menilai unit rusun yang diberikan Pemprov DKI ukurannya kecil dan kurang laik. Mendengar komentar warga, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tak mau ambil pusing. Dia bahkan menantang seberapa lama puluhan warga itu bertahan hidup di atas kapal.
“Ya enggak apa. Lama-lama dia juga hilang sendiri. Biarin saja dulu, nanti juga kapok,” kata Ahok di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Rabu (13/4).
Ahok curiga ada motif di balik sikap puluhan warga itu. Dugaannya adalah mereka tinggal di atas perahu hanya untuk mengintai penataan Pasar Ikan dan permukiman di sekitarnya.
Jika dinding turap guna menormalisasi kali yang rencananya bakal digarap Pemprov DKI rampung, Ahok menengarai puluhan warga itu akan menduduki lahan itu lagi.
“Dia bukan mau tinggal di perahu. Dia lagi mau ngintai. Nanti kalau sudah sheet pile dia mau injek lagi di atas,” terangnya.(ts/pm)