Tercecernya Data Aplikasi eHAC Coreng Indonesia di Mata Dunia

Setidaknya ada dua poin yang disorot Alfons. Pertama, tidak mengamankan data dan akses dengan benar, bahkan akun adminnya bisa diambil. Kedua, menyimpan database di internet. Ia menilai langkah itu sudah salah.

“Lalu santai saja simpan data di internet lalu tidak dienkripsi,” tambahnya.

Lebih lanjut Alfons mengatakan, apabila ada peretas jahat, mereka bisa saja mengubah data hasil test.

“Bisa kamu bayangkan kekacauan yang potensial terjadi di masa pandemi ini. Misal, database orang positif diganti negatif atau sebaliknya,” kata Alfons.

Alfons juga menilai pengembang eHAC sebelumnya perlu diminta penjelasan kenapa hal ini bisa terjadi. Ia berharap pihak pengembang bisa memberikan penjelasannya.

“Tetapi yang jelas, hal ini mencoreng nama Indonesia karena mau minta data orang tetapi tidak mampu mengamankan dan mengelola dengan baik,” pungkasnya.[suara]