Jakarta – Eks Teman Ahok mengungkapkan ada ‘main’ dalam urusan pengumpulan KTP. Salah satu eks Teman Ahok, Paulus mengungkapkan salah satu modus permainannya. Dan Paulus yang mengaku sebagai salah satu penanggung jawab, dia pernah melakukannya.
“Karena dikejar target dan kami perlu tambahan uang serta tidak ada penjelasan yang jelas maka KTP yang kami kumpulkan kami dapatkan dengan bermacam-macam cara, antara lain menggunakan data KTP yang dikumpulkan untuk program KKS Jokowi, membeli dari oknum oknum kelurahan atau RT, barter KTP dengan sesama rekrutan Teman Ahok di wilayah lain, membeli KTP dari beberapa counter pulsa dan cara-cara yang lain,” jelas Paulus dalam jumpa pers di Cafe Dua Nyonya di Cikini, Jakarta, Rabu (22/6/2016).
Paulus mengaku, alasan uang menjadi sebab. Karena itu pengumpulan KTP dikebut dilakukan berbagai macam cara.
“Dengan demikian maka sekian banyak KTP yang kami kumpulkan sebagian adalah KTP Ganda dan sebagian besar lagi tidak di berikan oleh pemilik KTP karena kesadaran mereka,” jelas dia.
Para eks Teman Ahok ini menunjukkan SK serta kuitansi pembayaran. Selain Paulus, ada juga Richard, serta Dodi yang membeberkan soal Teman Ahok.
“Untuk apa yang kami kerjakan kami sebagai PJ Kelurahan (penanggung jawab) dibayar per 140 KTP per minggu sebesar Rp 500.000 atau Rp 2.000.000 perminggu dan jika mencapai Target 140 x 4 minggu yaitu 560 KTP maka kami diberikan bonus Rp 500.000. Total PJ ada 153.” jelas Paulus.
“Di atas kami ada yang disebut Koordinator Posko yg mengawasi kerja kerja kami. Korpos membawahi antara 5 hingga 10 PJ. Korpos dibayar oleh Teman Ahok Rp 500.000 perbulan untuk tiap PJ dibawahnya. Kalau di bawah Korpos ada 5 PJ maka Korpos dapat Rp 2.500.000 perbulan. Kalau 10 Pj maka korpos dapatkan Rp 5.000.000 perbulan. Jumlah Korpos kami perkirakan ada 40 orang tersebar di 40 an kecamatan,” tutup dia. (kh/dra/detik)