Tender Kasur Rp.12 Miliar Pakai Uang Rakyat, DPR Tidak Punya Nurani

anggota-dpr-tidurEramuslim.com – Anggota DPR dipilih rakyat bukan untuk tidur, melainkan untuk bekerja. Namun alangkah lucunya negeri ini ketika uang rakyat yang ada malah digunakan untuk kenyamanan tidur para wakil partai. Seharusnya untuk urusan-urusan pribadi, negara sama sekali tidak menanggungnya.

Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Lucius Karus menyayangkan tender kasur rumah dinas Anggota DPR RI senilai Rp 12 miliar. Hal tersebut dinilainya merupakan pemborosan, di tengah kondisi rakyat yang sedang susah.

”Walaupun sudah melakukan tender, bukan berarti tidak bisa dibatalkan dalam proses pembahasan RAPBN nanti. Tender itu bisa jadi jebakan untuk menghindari pembatalan tersebut. Nah kita akan lihat sejauh mana DPR memperlihatkan komitmen sesuai dengan pernyataan penolakan selama ini,” papar Lucius, Selasa (29/9/2015).

Lebih lanjut Lucius menilai tidak ada keseriusan dari angggota DPR untuk lebih berhemat.

“Saya kira memang sulit dibatalkan karena anggota DPR sendiri tidak serius melakukan penolakan. Banyak Fraksi yang nampak menolak tapi saat proses pembahasan di DPR tak mengambil sikapi tegas,” katanya. Menurut Lucius, rakyat bisa melihat pwrilaku anggota DPR sesungguhnya. Ada yang seolah-olah pro-rakyat di media tetapi melempem di dalam rapat pengambilan keputusan di DPR.

”Banyak anggota DPR justru tidak menempati rumah dinasnya, sehingga penggantian kasur tidak semuanya diperlukan, hanya pemborosan anggaran saja,” katanya.

Lucis menyayangkan peran Sekjen DPR yang kerap menggerus citra DPR. Sebagai kuasa pengguna anggaran Sekjen DPR kadang tak mampu dikontrol oleh DPR. DPR yang nampak galak ini selalu tak berdaya menghadapi permainan Sekjen.

“Ini tentu membuat kita menduga ada relasi transaksional yang membuat fungsi kontrol DPR tak berdaya menghadapi Sekjen,” katanya.

Jika DPR sudah tidak lagi peduli dengan rakyat, jika DPR sudah menjadi perwakilan parpol, bukan rakyat, buat apa rakyat mengikuti pemilu lagi? Tidak ada gunanya toh? (rs)