Eramuslim.com – Pegiat HAM Ratna Sarumpaet menegaskan jika penjahat kecurangan pengumpulan KTP oleh relawan Teman Ahok adalah Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama. Ahok harus bertanggung jawab karena para relawan bekerja untuk kepentingan dirinya maju Pilkada 2017 lewat jalur independen.
“Pr @temanahok_id itu org2 y cari uang tanpa moral. Gaji mrk u kumpulin KTP + Berbohong. PNJAHATNYA tetap @basuki_btp,” cuit Ratna di akun Twitter miliknya, Rabu (22/06/2016).
Secara pedas, Ratna menyatakan jika untuk berbohong saja, Ahok tidak becus. “Kebohongan2mu akhirnya terbongkar Hok @basuki_btp – Jd km bisanya apa pengen jd DKI-1 kalau bohong aja km gak becus?,” cuitnya.
Pernyataan Ratna di atas adalah terkait pernyataan mengejutkan dari beberapa relawan Teman Ahok. Dalam mengejar target pengumpulan, sejumlah orang yang pernah bergabung dalam relawan Teman Ahok mengaku jika sempat membeli foto kopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) dari oknum kelurahan. Kepada media, mereka juga mengaku mendapat gaji selama bertugas dengan target pengumpulan yang ditentukan oleh tim.
“Kami dapat honor Rp500 ribu per minggu,” ujar Penanggung Jawab (PJ) KTP Kelurahan Kamal, Jakarta Barat, Paulus Romindo di kawasan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu, (22/06/2016).
Namun, untuk mendapatkan uang Rp500 ribu, setiap minggunya mereka diwajibkan mengumpulkan sebanyak 140 KTP yang harus disetorkan ke koordinator pos (Korpos). Data itu kemudian dikirim ke kantor pusat Teman Ahok di Pejaten, Jakarta Selatan. Apabila tidak mencapai target, mereka tidak akan mendapatkan uang sebesar Rp.500 ribu itu.
“Per minggu 140 KTP kami setor. Kami dapat honor Rp500 ribu per minggu. Minggu kedua, setor 140 KTP dapat lagi Rp500 ribu. Minggu ke 4 kalau 140 KTP lagi kami dapat Rp500 ribu dan ditambah yang operasional Rp500 ribu. Jadi satu bulan kami dapat Rp2,5 juta,” kata Paulus yang mengaku jadi anggota Teman Ahok sejak bulan November tahun lalu.
Paulus menjelaskan, total ada sebanyak 153 titik posko pengumpulan KTP yang ada di situs www.temanahok.com. Setiap koordinator membawahi 5-10 orang penanggung jawab. Tentu gaji mereka jauh lebih besar lagi. Bila tim mereka mencapai target, maka koordinator pos bisa mengantongi pendapatan sampai Rp10 juta.
“Korpos itu penanggung jawab tingkat kelurahan seperti kami. Sebulan mereka bisa pegang Rp5 sampai Rp10 juta karena pegang 5 sampai 10 orang PJ (penanggung jawab),” katanya.(ts/rn)