Selasa kemarin, 22/3, Nuansa Mahasiswa UI atau Salam UI menggelar seminar bertajuk “Apa Kabar Kerukunan Umat Beragama di Indonesia?”.
Acara diadakan di audiotirum Fakultas Komunikasi. Hadir sebagai pembicara diantaranya Heru Susetyo, selaku aktivis PAHAM. Artawijaya jurnalis senior, dan Topan Bayu Kusuma sebagai Ketua Salam UI.
Acara berlangsung santai dan menarik. Pada pemaparan pertama Heru Susetyo melihat ada faktor ketidak jelasan relasi Agama dengan Negara di Indonesia.
“Indonesia ini disebut Negara agama tidak mau, tapi disebut Negara sekuler juga tidak,” ungkapnya. Lulusan Fakultas Hukum UI ini juga melihat ada ketimpangan perundang-undangan di Indonesia.
Pada sesi selanjutnya, Topan Bayu Kusuma, menyatakan keindahan ajaran Islam. Agama yang dibawa Rasulullah SAW ini memiliki aturan terkait kemajemukan masyarakat.
“Rasulullah ketika sampai ke Madinah, tidak melakukan penjajahan kepada warga. Berbeda dengan pihak Asing ketika menemukan benua Amerika. Suku Indian saat itu justru dijajah”
Sedangkan Artawijaya yang menyoroti peran media, menilai ada ketidakadilan dalam permberitaan media-media nasional saat ini.
“Dalam kasus Cikeusik, media malah menampilkan kasus Insisden Monas. Padahal FPI tidak terlibat dalam kasus Cikeusik.” Ujarnya
“Di televisi, banyak terjadi ketidakseimbangan dalam tiap talkshow. Kalau diperhatikan semua narasumber itu adalah kelompok-kelompok yang punya kepentingan berbeda.
Ketika berbicara tentang terorisme mujahidinnya tidak diundang. Kalau bicara tentang Ahmadiyah, pihak anti Ahmadiyah tidak diundang. Yang diundang justru orang liberal.” Lanjut penulis yang aktif menyoroti Theosofi ini.
Pada sesi tanya jawab, salah seorang penanya dari Fakultas Ekonomi mengungkapkan keheranannya terkait isu-isu keagamaan yang sangat sensitif di Indonesia.
Sedangkan, mahasiswa lainnya dari Fakultas Matematika mempertanyakan independensi pemberitaan di televisi. Acara sendiri ditutup pada sore hari bertepatan adzan maghrib berkumandang.(pz)