“Kalau ada perbaikan (penanganan Covid-19), melakukan 3M, isolasi yang benar, lacak yang benar, tes yang benar, bukan dengan rapid test, tapi dengan tes PCR, maka kita akan cepat melandaikan,” ucap Pandu.
Sementara itu, Deputi Bidang Pengendalian Penduduk dan Kawasan Permukiman DKI Jakarta Suharti menyatakan, Pemprov DKI sudah banyak melakukan tes PCR melalui kegiatan active case finding.
Tes PCR itu utamanya dilakukan di wilayah-wilayah rawan penularan Covid-19.
Pasien-pasien positif Covid-19 yang ditemukan melalui active case finding kemudian langsung diisolasi.
“(Active case finding) ini yang menyebabkan angka (Covid-19) Jakarta tinggi. Bukan berarti buruk sekali, justru kami menemukan mereka (pasien positif Covid-19) yang ada di luar. Kalau tidak ditemukan, mereka akan lebih banyak lagi risikonya menularkan kepada yang lainnya,” tutur Suharti dalam webinar tersebut.
Selain menemukan banyak kasus baru, kata Suharti, Pemprov DKI juga bisa menemukan wilayah-wilayah yang harus dikendalikan dengan ketat melalui active case finding tersebut.
Hingga Rabu (8/7/2020) kemarin, jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia mencapai 68.079 kasus.
Sementara itu, khusus di Jakarta, jumlah kasus hingga Rabu kemarin sebanyak 13.069 pasien positif Covid-19. (Kmp)