eramuslim.com – Pengamat Politik Rocky Gerung bicara tentang kesetaraan manusia dalam perspektif Islam dan pesannya kepada pemimpin bangsa.
Rocky menjelaskan tentang derajat manusia yang tidak lebih tinggi dari manusia lainnya. Hal itu diungkap Rocky saat mengisi acara Maulid Nabi Muhammad SAW yang diselenggarakan oleh masyarakat Aceh Pidi di Jakarta.
“Khutbah Nabi Muhammad terakhir ketika beliau mengatakan bahwa orang Arab tidak lebih tinggi dari yahudi, orang yahudi tidak lebih tinggi dari orang Barat. Kulit hitam tidak lebih buruk dari kulit putih, kulit putih tidak lebih indah dari kulit hitam,” katanya dikutip dari Instagram @dnn.al_masyh pada Rabu (8/3/2023).
Kata dia, perkataan Nabi Muhammad SAW itu baru dipahami oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) 1.300 tahun kemudian.
“Itu diucapkan 1.300 tahun yang lalu yang baru dipahami Perserikatan Bangsa-Bangsa setelah perang dunia ke 2,” sambungnya.
Dapat dikatakan jika Islam memang telah lebih dahulu berbicara tentang konsep kesetaraan manusia.
Sedangkan, jika dilihat zaman sekarang banyak manusia-manusia yang intoleran dan cenderung radikal menyikapi perbedaan.
“Islam mendahului kesetaraan manusia. Nabi Muhammad dalam perspektif itu bukan seorang rasis pasti. Ajaran Islam itu kesetaraan manusia, itu khutbah terakhir nabi Muhammad,” lanjutnya.
Secara lantang, Rocky mengingatkan kepada para pemimpin agar senantiasa menerapkan sikap ‘moral call’ atau panggilan moral.
Moral call ini harus diterapkan di tengah banyaknya pemimpin yang memiliki sifat teologis yang kemungkinan besar hanya dipahami oleh mereka yang cerdas.
Tambahan, teologis merupakan suatu pandangan atau wacana berdasarkan nalar keagamaan, nilai spiritual dan ketuhanan.
“Saya mengingatkan itu kepada para pemimpin untuk kembali pada ‘moral call’ dari hal-hal yang sifatnya teologis yang mungkin hanya dipahami kalau orang punya kecerdasan orang punya akal sehat,” jelasnya.
Sama halnya saat Quran diturunkan ke bumi ditengah kejahiliyyahan di mana penduduk Arab saat itu diliputi kebodohan.
“Dan memang Quran diturunkan ke wilayah ‘kedunguan’. Ketika masyarakat Arab mengalami penzoliman karena otak tidak dikembangkan itu yang menyebabkan ayat lertama adalah ‘baca, baca, baca’ kan ituisi peryama dalil quran, baca baca baca belajar belajar belajar, pikir pikir pikir, iqra iqra iqra,” pungkasnya.
[Sumber: Fajar]