Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sangat yakin tidak akan disusupi oleh gerakan Negara Islam Indonesia (NII). Sebab mereka mengaku sudah mapan dalam tataran kaderisasinya.
"PKS itu partai kader yang membangun sistemnya, sehingga mempunyai metode untuk membangun karakter kader-kadernya. Kalau di PKS sistem pengkaderannya sudah mapan dan tidak rawan disusupi dari luar," ujar Ketua Fraksi PKS, Mustafa Kamal saat ditemui di gedung DPR, Jakarta, Selasa (3/5/2011).
Menurut Mustafa, adanya fakta yang menyebutkan infiltrasi NII ke partai politik besar Golkar dan Demokrat menjadi pelajaran baik untuk partai politik. PKS sendiri lanjut Mustafa sudah tersaring dalam sistem kaderisasi dan tidak memberi tempat bagi pemikiran dan perilaku ekstrim seperti NII KW 9.
"Inilah menjadi PR besar agar partai politik memperbaiki kaderisasi partainya," jelas Mustafa.
Seperti diketahui sebelumnya mantan Menteri Peningkatan Produksi NII, Imam Supriyanto mengungkapkan infiltrasi NII ke dalam partai-partai politik di Indonesia. Hal ini diungkapkan oleh Imam ketika bertemu Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso. Imam mengatakan, penyusupan ini dilakukan ke seluruh partai, baik partai kecil maupun besar.
Pada 28 April yang lalu, Yusuf Supendi juga pernah mengatakan bahwa Hilmi Aminuddin, Ketua Majelis Syuro PKS, adalah neo muda Negara Islam Indonesia (NII), anak asuh Ali Moertopo. Hilmi berpura-pura masuk Ikhwanul Muslimin dan gesit menerima setoran untuk memperkaya diri. Ayahnya Hilmi Aminuddin, yaitu Danu Muhamad Hasan adalah gembong NII, yang menjadi anggota BAKIN, dan berteman dengan Ali Murtopo.
Namun menanggapi pernyataan Yusuf Supendi terkait isu NII pada diri Hilmi Aminuddin, Mustafa Kemal menilai pihaknya tak mau ikut campur. Karena itu adalah persoalan pribadi.
"Itu kan (masalah) pribadi, tak ada kaitan dengan PKS secara institusi. Kita tak pernah membicarakan masalah kepartaian secara tidak profesional, dikaitkan dengan masalah-masalah pribadinya. Itu nggak penting," tegasnya. (pz/trib/rmol)