Menurut angka resmi, militer AS memasok tentara Afghanistan dengan lebih dari 7.000 senapan mesin, 4.700 Humvee dan 20.000 granat dalam beberapa tahun terakhir.
Afghanistan juga telah menerima artileri dan drone pengintai dari Washington, serta lebih dari 200 pesawat, baik sayap tetap dan helikopter. Namun, operasi lanjutan mereka sangat bergantung pada dukungan teknis dan suku cadang AS.
Para ahli mengatakan, senjata dan kendaraan yang dirampas akan memperluas kekuatan Taliban tetapi hanya terbatas.
“Senjata paling berbahaya yang telah direbut Taliban adalah howitzer D-30 dan aset Angkatan Udara Afghanistan,” kata Jonathan Schroden, direktur Program Penanggulangan Ancaman dan Tantangan di CNA, sebuah konsultan keamanan Washington.
“Tidak jelas apakah mereka memiliki kemampuan untuk menggunakan semua platform udara yang mereka rampas, tetapi mereka telah menunjukkan kemampuan untuk menggunakan howitzer itu,” katanya. [RMOL]