Takut Teror, Rusia Keluarkan Travel Warning ke Indonesia

kedubes rusiaEramuslim.com – Kementerian Luar Negeri Rusia menerbitkan saran bepergian (travel warning) bagi warganya yang berencana mengunjungi Indonesia. Peringatan Moskow ini didasarkan pada meningkatnya risiko terorisme di Tanah Air.

“Kementerian Luar Negeri menyarankan warga Rusia yang berencana bepergian ke Indonesia untuk terus waspada, menghindari tempat ramai, atau tetap berada di kawasan yang aman,” seperti dikutip dari situs mid.ru/en. Dalam imbauan ini, dicantumkan juga nomor Kedutaan Besar Federasi Rusia di Jakarta untuk kebutuhan darurat.

Travel warning ini dibenarkan oleh Atase Pers Kedubes Rusia untuk Indonesia, Nikolay Karapetyan, saat dihubungi merdeka.com, Rabu (23/12). Namun dia tidak menjelaskan lebih lanjut, sampai kapan pemerintahnya berencana menetapkan status waspada bagi warganya yang bepergian ke Indonesia.

Akhir pekan lalu, Detasemen Khusus Antiteror 88 menggelar operasi serentak di Pulau Jawa. Hasilnya, Sembilan tersangka pelaku teror dicokok di Cilacap, Tasikmalaya, Sukoharjo, Gresik, dan Mojokerto. Para tersangka adalah anggota sel jaringan teroris lama maupun simpatisan Negara Islam Irak dan Syam (ISIS).

Belum diketahui, apakah travel warning ini sudah berpengaruh pada jumlah kunjungan wisatawan asal Negeri Beruang Merah untuk akhir 2015 maupun awal tahun depan ke Indonesia.

Obyek wisata di Tanah Air merupakan alternatif menarik bagi turis Rusia. Lonjakan minat pelesir ke Indonesia dipicu situasi geopolitik Timur Tengah. Pesawat Rombongan turis Rusia jatuh di Mesir, kemudian tak lama hubungan negara bekas Uni Soviet itu dengan Turki memburuk. Sehingga Indonesia jadi tujuan pariwisata alternatif.

Awal Desember ini, CEO Dewan Bisnis Rusia-Indonesia, Mikhail Kuritsyn, mengatakan jumlah turis dari negaranya yang pelesir ke Bali atau Lombok masih di bawah 100 ribu orang per tahun. “Tahun 2017 kami target bisa meningkat hingga 300.00 orang,” ujarnya.

Penangkapan sel-sel ISIS serta jaringan teror lama oleh Densus 88 pekan lalu sangat cepat, sehingga pelaku tak ada yang melakukan perlawanan. Informasi yang beredar, penangkapan itu bersumber dari pasokan informasi intelijen Australia, serta tambahan data dari Biro Investigasi Federal (FBI) Amerika Serikat.

Di Sukoharjo, Densus mengamankan terduga teroris yang dijuluki Abu Jundi. Untuk operasi di Trowulan, Mojokerto, Polri membekuk lebih dari tiga orang yang menyimpan bahan kimia serta bendera ISIS. Sedangkan di Jawa Barat, guru madrasah berinisial AU dan muridnya Z dicokok karena diyakini hendak melancarkan bom bunuh diri.(ts/merdeka)