Eramuslim.com – Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) menanggapi data Badan Pusat Statistik (BPS) soal kebutuhan beras Indonesia. BPS mencatat kebutuhan beras nasional 2,4-2,7 juta ton per bulan.
Buwas menyoroti perhitungan BPS yang menyajikan data konsumsi beras yang mencapai 130 kilogram (kg) per kapita per tahunnya, sedangkan dalam perhitungan tersebut dimasukkan juga penduduk dengan kategori bayi yang belum banyak mengonsumsi beras.
“Kebutuhan masyarakat Indonesia setiap bulan yang katanya 2,4-2,7 juta walaupun saya masih ragu cara berhitungnya karena dari BPS 260 juta manusia. Setiap orang rata-rata mengkonsumsi 130 kg beras setiap tahun. Berarti bayi pun sama dong? Tidak dibagi dengan usia. Bayi kan belum makan nasi, paling kan bubur. Nah itu harus ada hitungan ukurannya,” ujar Buwas dalam konferensi pers di Kantor Pusat Bulog, Jakarta, Rabu (19/9/2018).
Dengan perhitungan tersebut, lanjut Buwas, maka angka konsumsi beras nasional seolah-olah tinggi. Kemudian, jika dibandingkan dengan produksi nasional tidak cukup.
“Makanya jatuhnya 2,7 juta per bulan konsumsinya. Akhirnya dikali setahun besar banget. Dibandingkan produksi kita kesannya nggak cukup,” tutur Buwas.
Buwas menambahkan, impor beras tidak perlu dilakukan jika tidak dibutuhkan.
“Kalau perhitungannya mubazir untuk apa? Itu mubazir. Impor yang nilai dolar AS tinggi ini menguras devisa negara,” tutup Buwas. [dtk]