Serangan bertubi-tubi yang dilancarkan Israel terhadap Palestina telah menyebabkan kerusakan yang parah terhadap infrastruktur di negara tersebut, belum lagi embargo yang dilakukan oleh Israel dan sekutu-sekutunya telah menyebabkan warga kesulitan menjalani kehidupan sehari-hari. Dibukanya perbatasan Rafah antara Palestina dengan Mesir sedikit meringankan himpitan beban yang dirasakan bangsa Palestina.
"Bantuan kemanusian dan sebagainya, Alhamdulillah bisa sampai ke Gaza melalui gerbang perbatasan Rafah dan biasanya dikirim dari kota Harris di Mesir, dan kemudian dibawa ke Rafah untuk kemudian bisa masuk ke Gaza. Memang ada beberapa masalah, tapi Insya Allah bisa sampai dan tiba disana. Dan itu dilaksanakan setiap hari dibuka perbatasan itu beberapa jam sedikit," jelas Juru Bicara Hamas Dr. Sami Abu Zuhair dihadapan pers, di Gedung DPR/MPRRI, Jakarta, Jum’at.
Ia mengakui, warga Palestina terisolasi secara luar biasa yang dilakukan selama lebih dari dua bulan, dimana sebelumnya selama dua setengah tahun hal itu telah dialami, menyebabkan warga Palestina mengalami krisis dan kekurangan suplay berbagai kebutuhan untuk kehidupan sehari-hari.
"Jadi kalau bicara apa yang dibutuhkan, semua kebutuhan kami sebagai masyarakat, sebagai manusia sangat kami butuhkan. Sangat sulit membuat prioritas," ujarnya.
Untuk itu, sebagai perwakilan warga Palestina, Ia menuntut agar perbatasan Rafah dan perbatasan lainnya dibuka secara leluasa, sehingga apa yang dibutuhkan oleh seluruh masyarakat dapat tercukupi.
Dalam kunjungannya dengan pejabat pemerintah dalam hal ini Ketua MPRRI Hidayat Nur Wahid, Sami menyinggung perluasan dukungan dalam bentuk kekuatan lain untuk terjadinya proses perubahan di Gaza, diantaranya merencanakan rekonstruksi kembali kota Gaza yang telah hancur akibat peperangan. (novel)