Sinemart Pictures kini mengadaptasi novel Ketika Cinta Bertasbih secara utuh ke layar lebar. Dengan melibatkan langsung Habibburahman El Shirazy, sang penulis novel, dan melakukan audisi untuk mendapatkan pemeran yang memiliki karakter tak jauh dari tokoh dalam novelnya. Hingga menggaet Chaerul Umam untuk kembali menyutradarai setelah selama 11 tahun absen dari panggung layar lebar tanah air.
Ketika Cinta Bertasbih berfokus pada perjalanan tokoh Khairul Azzam (M. Kholidi Asadil Alam), seorang mahasiswa Indonesia yang menuntut ilmu di Universitas Al Azhar Kairo-Mesir. Kuliahnya tertunda selama 9 tahun setelah ayahnya meninggal dunia. Maka demi menghidupi dirinya dan keluarganya di Solo, Azzam berdagang bakso dan tempe di Kairo-Mesir. Dari pekerjaan yang dijalaninya, Azzam menjadi terkenal di kalangan KBRI di Kairo, dan mempertemukannya dengan Eliana (Alice Sofie Norin), gadis cantik nan modern, putri Dubes RI di Mesir.
Kehidupan dan kisah cinta Azzam yang berliku tidak sekedar memberikan pencerahan jiwa, namun mengajak penonton untuk lebih mendalami rahasia Illahi dan memaknai cinta. Kehadiran Anna (Oki Setiana Dewi), seorang wanita Islami yang menggoda hati Azzam menjadi unsur yang mengikat keduanya dalam sebuah misteri cinta yang seolah tak berujung. Dikemas dengan manis dalam sudut pandang yang sangat berbeda dari film-film drama romantis pada umumnya. Peran adiknya bernama Husna (Meyda Sefira), serta Furqan (Andi Arsyil) teman kuliahnya yang juga berasal dari Indonesia dan terinfeksi AIDS merangkum perjalanan hidup Azzam menjadi sebuah cerita yang sangat bernilai.
Film ini juga didukung oleh belasan artis kawakan senior papan atas, seperti Deddy Mizwar, Didi Petet, Slamet Rahardjo, Ninik L Karim, Nungki Kusumastuti, bahkan sastrawan-Taufik Ismail pun muncul sebagai cameo. Ilustrasi musik dan soundtrack ditangani oleh Melly Goeslaw dan Anto Hoed. Tak ketinggalan Krisdayanti ikut tampil sebagai salah satu pengisi album soundtrack Mega Film Ketika Cinta Bertasbih.
Seluruh latar belakang dalam novel dihidupkan dengan pengambilan gambar dari lokasi sebenarnya di Kairo, Mesir. Syuting dilakukan sejak Oktober 2008, bertempat di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Mesir, seputar Kota Kairo dan Alexandria, Bandar Udara Internasional Kairo, Sungai Nil, Piramid Giza, bahkan Universitas Al Azhar yang selama ini tidak memperbolehkan film asing melakukan syuting di lokasi tersebut. Penggambaran setting yang begitu indah dan menganggumkan merupakan nilai plus dari film ini, yang tidak ditemukan dalam film nasional di beberapa dekade terakhir.