Meskipun Islam mengajarkan agar umatnya senatiasa pro kepada masyarakat miskin, namun kepedulian dan kepekaan sosial umat Islam masih sangat rendah. Hal ini terlihatnya, banyaknya ulama yang menjadi calo politik untuk mendapatkan kekuasaan. Demikian pernyataan yang disampaikan oleh Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif dalam Konferensi Nasional Islam, Good Governance, dan Kemiskinan di Indonesia, di Hotel Sari Pan Pasific, Jakarta, Senin(27/8).
"Belum tentu orang Islam mempunyai kepedulian sosial yang tinggi,
walaupun agama mengajarkan itu, saya baru dari Jawa Timur ada kecenderungan kyai di sana menjadi calo politik untuk merebut kekuasaan, "tukasnya.
Menurutnya, tidak sedikit ayat dalam Al-Quran yang menyimpulkan bahwa cita-cita ideal Islam adalah berupaya menghapuskan kemiskinan dari muka bumi, namun fenomena yang terjadi dikalangan elit politik yang berada di bawah naungan bendera partai politik Islam justru tidak mengarah pada tujuan itu.
"Parpol Islam saling cakar-cakaran berebut tulang, berebut rizki, karena saat ini politik sudah menjadi mata pencaharian, " ujar pendiri Maarif Institute.
Lebih lanjut Syafii Maarif menegaskan penyebabkan tingginya angka kemiskinan di Indonesia yang meningkat setiap tahunnya, selain dipengaruhi kondisi politik dalam negeri, juga sebagai pengaruh kebijakan dalam sistem ekonomi di Indonesia yang bergantung pada IMF.
"Malaysia bisa lepas dari krisis ekonomi lebih cepat dari Indonesia karena mereka tidak mau menyembah pada IMF, ekonom kita harus memperhatikan ini juga, boleh tidak setuju, tapi pendapat harus diperhatikan, "tegasnya.
Ia meminta, agar organisasi massa Islam seperti Muhammadiyah dan Nahdhatul Ulama untuk berperan aktif membuat strategi dalam membantu pengentasan kemiskinan, yang pada kenyataannya telah menimpa sebagian masyarakat muslim di Indonesia. (novel)