Kepolisian mengindikasikan, dua orang yang tertangkap di Wonosobo akhir April lalu menargetkan akan melakukan serangkaian aksi peledakan pada dua momentum besar, yaitu peringatan hari Waisak di Candi Borobudur dan pertemuan negara-negara D-8 di Bali.
Hal tersebut diungkapkan Kapolri Jenderal Pol. Sutanto di sela-sela rapat kerja dengan komisi III DPR, di gedung DPR RI Jakarta, Senin (15/5).
"Situasi sepertinya telah mengarahkan mereka untuk melancarkan aksi pada perayaan Waisak di Candi Borobudur dan pada pertemuan D-8 di Bali, karena beberapa hari sebelum ditangkap, mereka secara aktif meninjau ke Borobudur," jelasnya.
Menurutnya, berdasarkan analisa kepolisian yang menguatkan kelompok Wonosobo tersebut hendak melancarkan aksi peledakan, adalah ditemukannya 2 kg bom yang mempunyai kekuatan daya ledak yang cukup besar, serta ditemukan beberapa surat kabar untuk memantau dan mengetahui perkembangan situasi.
"Kita bersyukur mereka sudah berhasil ditangkap, sehingga tidak terjadi korban baru lagi, " ujarnya.
Ia menegaskan, dalam penanganan masalah terorisme, kepolisian tidak pernah mengaitkan dengan simbol-simbol agama tertentu. Bahkan, pada umumnya mereka yang tertangkap di beberapa daerah seperti Malang dan Wonosobo berada jauh dari lingkungan Pondok Pesantren.
Mereka juga tidak mendapat dukungan dari umat Islam di daerah tersebut. Hal ini dibuktikan dalam proses mendapatkan dana untuk melakukan aksinya, para teroris harus melakukan perampokan. (novel/travel)