Partai-partai Islam sepanjang sejarah hanya bisa menempati posisi level tengah, sementara partai nasionalis masih menempati posisi teratas. LSI juga menemukan kecenderungan memilih partai Islam semakin kuat dari tahun ke tahun. Pada survei terakhir ini, ada 24 persen responden memilih partai Islam, 67 persen memilih partai non-Islam dan sisanya belum tahu.
"Sejarah pemilu juga menunjukkan, partai Islam belum pernah menjadi kekuatan mayoritas di pentas politik nasional. Partai nasionalis masih menempati posisi papan atas, dibandingkan partai Islam yang berada di level menengah. Kecenderungan ini, diprediksi masih akan berlanjut pada pemilu tahun ini," kata peneliti Lembaga Survei Indonesia (LSI), Burhanuddin Muhtadi, dalam jumpa pers di kantor LSI, Jakarta, Jumat (20/3).
Survei LSI ini dilakukan pada kurun 8-18 Februari 2009 terhadap 2.455 responden yang tersebar di seluruh Indonesia. Margin error 2,4 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen itu, mengukur elektabilitas partai-partai Islam menjelang Pemilu 2009.
Hasil survei ini mencoba mengukur karakteristik partai Islam yang biasanya dilihat dari dua hal, ideologi Islam (PKS, PPP dan PBB) dan ideologi pluralis (PKB dan PAN yang mengandalkan basis massa muslim), dengan membandingkan partai-partai mana menurut pemilih muslim yang program-programnya paling bagus.
Berdasarkan survei yang dilakukan pada September 2008, lanjutnya, PKS dipilih 20 persen responden, disusul PKB (18 persen), PPP (13 persen), dan PAN (5 persen).
"Persepsi ini sedikit dipengaruhi oleh sikap partisan pemilih, yakni kemampuan untuk mengidentifikasi keislaman partai sedikit terkait dengan kecenderungan pilihan terhadap partai bersangkutan," ujar Burhanuddin.
Selain sebagai partai Islam yang memiliki elektabilitas tertinggi, Partai Keadilan Sejahtera juga dinilai paling Islami. PKS mengalahkan Partai Kebangkitan Bangsa dan Partai Persatuan Pembangunan.
Hasil ini jauh berubah dengan survei yang dilakukan pada April 2008. Saat itu hasil menunjukkan, PPP dianggap paling Islami oleh 78 persen responden, disusul PKB, PBB, PAN, dan PKS. (novel)