Walaupun mayoritas umat muslim di dunia, termasuk di Indonesia menetapkan awal Ramadhan pada 1 September, ternyata memang tidak bisa dihindari ada masyarakat yang puasa satu hari sebelum tanggal yang ditetapkan oleh pemerintah yaitu pada Ahad (31/8).
Hal itu pun dibenarkan oleh Menteri Agama M. Maftuh Basyuni, bahwa ada sebagian masyarakat di Jember dan Sulawesi Selatan, yang melaksanakan ibadah puasa sebelum ketentuan yang diputuskan pemerintah melalui SK Menteri Agama No 118 Tahun 2008 tentang Penetapan 1 Ramadhan 1429 H.
Namun yang terpenting, pada Ramadhan 1429H secara umum, awal Ramadhan 1429 H antara pemerintah dengan ulama serta ormas Islam, punya kesepakatan sama yaitu 1 Ramadhan jatuh pada Senin (1/9).
Ia berharap, MUI dan para ulama bekerja sama secara intens untuk bisa meyakinkan kepada mereka bahwa cara-cara semacam itu tidak benar. Untuk itu menurut Menag, pemerintah, MUI dan para ulama harus harus bisa meyakinkan mereka dengan cara pendekatan persuasif, dan tidak bisa dengan cara keras.
"Saya kira pengikutnya tidak tahu tentang apa yang diputuskan pimpinan mereka" kata Menag.
Maftuh mengemukakan, untuk menetapkan awal Ramadhan dan 1 Syawal, pemerintah dalam hal ini Departemen Agama akan membentuk tim yang terdiri dari ormas Islam, Kominfo, Ristek, dan LIPI untuk memberikan dukungan kuat agar ada satu formula yang dapat diterima oleh semua pihak dalam menentukan hari-hari besar Islam tersebut.
"Kalau formula ini sudah sama, saya kira tidak akan lagi yang berbeda. Cuma caranya harus pelah-pelan tidak bisa gerasah-gerusuh, " imbuhnya.
Dalam kesempatan itu, Menag meminta kepada umat Islam untuk memanfaatkan bulan Ramadhan yang suci ini dengan sebaik-baiknya. Karena Ramadhan, bulan pengampunan, bulan magfirah untuk memperbanyak ibadah dan melakukan amal sholeh.
"Kalau sebelumnya hal-hal yang dilakukan dan tidak benar, harus ditinggalkan untuk berbuat baik, " imbaunya.(novel)