Lanjut dia bercerita, ketika tahun 2018, Anies mengaku diajak oleh Prabowo untuk menjadi wakilnya dalam Pilpres 2019.
Anies waktu itu menolak dengan baik karena mengaku akan menyelesaikan komitmennya sebagai Gubernur DKI Jakarta selama lima tahun.
“Ketika tahun 2018, saya diajak untuk menjadi wakil pasangannya Pak Prabowo, saya sampaikan sudah kepada beliau, ’pak Prabowo, terima kasih atas undangannya, ini sebuah kehormatan, tetapi saya punya komitmen ya untuk menyelesaikan di Jakarta selama 5 tahun’. Jadi saya rasa itu dan memang kuncinya adalah menyelesaikan janji dengan warga Jakarta,” beber Mantan Mendikbud ini.
“Karena janji saya dengan warga Jakarta banyak. Saya tanda tangan tuh kontrak-kontrak politik dengan jaringan rakyat miskin kota, dengan kampung aquarium, dengan masyarakat kaki lima, itu semua janji-janji yang saya harus tunaikan. Apa yang harus saya sampaikan kepada mereka Kalau setelah satu tahun, saya pergi kemudian nanti mereka tidak lagi percaya kepada proses demokrasi karena yang bertanda tangan untuk mengikuti pemilu begitu saja meninggalkan. Saya tidak mengerjakan itu. dan itulah yang kemudian saya laksanakan,” tambah Anies.
Dia juga menegaskan, bahwa ketika yang ia sebutkan saat itu hanyalah menyelesaikan tugas lima tahun. Tak ada patokan sampai tahun sekian.
“Dan memang ketika ngobrol itu mah nggak nyebut tahun, misalnya saya berjanji, nggak. Saya berjanji menyelesaikan 5 tahun. Tidak ada menyebut 5 tahun sampai tahun 2022, kemudian tidak akan ikut satu, dua,” pungkas mantan Rektor Universitas Paramadina ini.
Diketahui, janji politik Anies ke Prabowo awalnya dibongkar oleh Sandiaga Uno dalam kanal YouTube Akbar Faizal.
Sempat beredar rumor, Anies berjanji tak akan maju Pilpres jika Prabowo juga mencalonkan.
Belakangan, Anies pun angkat bicara bahwa dirinya tak pernah berjanji hal seperti itu. (Sumber: fajar)