Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin, menegaskan bahwa organisasi yang dipimpinnya tidak akan mengikuti sidang isbat yang akan dilakukan oleh pemerintah dalam menentukan awal bulan puasa dan lebaran 2012. Muhammadiyah menurutnya sudah menetapkan awal puasa jatuh pada 20 Juli 2012 dan salat Tarawih mulai 19 Juli 2012.
“Kami tidak ikut sidang isbat. Sidang isbat itu pada pikiran Muhammadiyah tidak perlu,” terangnya di Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Rabu kemarin (27/6).
Alasan Din, sidang isbat yang dilaksanakan hanyalah pikiran subjektif pemerintah. Di mana dalam penyelenggaraannya tidak melalui musyawarah dan tidak ada diskusi. Sehingga pemerintah dinilai Muhammadiyah tidak mengayomi seluruh umat Islam.
“Seharusnya pemerintah mengayomi seluruh umat yang berbeda pendapat. Muhammadiyah sejak tahun lalu sudah mengirimkan surat tidak akan ikut sidang isbat,” katanya.
Dia mengatakan, organisasi yang didirikan KH Ahmad Dahlan di Yogyakarta tahun 1912 silam tidak bisa ikut sidang menetapkan awal bulan puasa ataupun lebaran 2012, karena ada ilmu yang bisa dipelajari dalam menentukan hal itu, yakni ilmu falakh. Menurutnya astronomi itu adalah ilmu eksak.
“Alquran menyuruh kita untuk pandai berhitung. Oleh karena itu kita sudah memutuskan, insya Allah 20 Juli hari pertama puasa dan 19 Juli mulai salat Tarawih,” kata dia.(fq/inilah)