eramuslim.com – Mantan Dubes RI untuk Polandia, Peter F Gontha, angkat bicara terkait pemberitaan media Singapura, CNA, soal Jokowi masuk daftar finalis pemimpin paling korup di dunia.
Nama Jokowi masuk dalam daftar yang dikeluarkan Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP), sebagai finalis pemimpin paling korup. Laporan ini membuat gaduh dalam dan luar negeri.
Mantan Dubes RI untuk Polandia, Peter F Gontha turut angkat bicara terkait adanya pemberitaan CNA di Singapura beberapa waktu lalu.
“Sudah keterlaluan, media negara sahabat negara tetangga negara ASEAN ikut menyebarkan hal-hal seperti ini memalukan padahal mereka teman kita katanya,” kata Peter F Gontha di akun media sosialnya, Sabtu malam (4/1/2025).
Berita negara tetangga itu seakan-akan menjadi penghinaan bagi Indonesia. Dia meminta Indonesia bersikap tegas terhadap Singapura.
“Kita putuskan saja hubungan dengan Singapura,” imbuhnya.
Menurutnya hal itu akibat adanya perseteruan antara elite bangsa berlarut-larut, sehingga marwah NKRI di mata dunia makin dipandang sebelah mata.
“Kalau kita antara sesama bangsa, antara sahabat, antar partai berantem dan saling menjelekkan beginilah jadinya,” kata Anggota Dewan Pakar Nasdem ini.
Diketahui, OCCRP baru-baru ini mengumumkan Bashar al-Assad sebagai ‘Tokoh Tahun Ini’ untuk tahun 2024 untuk kejahatan dan korupsi global.
Dan nama Joko Widodo (Jokowi) masuk dalam nominasi.
OCCRP menyebutkan ini adalah sebuah penghargaan yang menyoroti individu yang telah melakukan yang terbaik untuk memajukan kejahatan dan korupsi secara global sehingga merusak demokrasi dan hak asasi manusia.
Mengenai nama Jokowi, OCCRP pun ingin mengklarifikasi proses seleksi dan mengatasi beberapa kesalahpahaman.
“Seperti yang telah dilakukan selama 13 tahun, penghargaan ini diputuskan oleh panel juri ahli dari masyarakat sipil, akademisi, dan jurnalisme, semuanya memiliki pengalaman luas dalam menyelidiki korupsi dan kejahatan,” ujar pernyataan OCCRP dikutip dari situs resminya, Sabtu (4/1).
“Kami membuat panggilan umum untuk nominasi dan menerima lebih dari 55.000 kiriman, termasuk beberapa tokoh politik paling terkenal bersama dengan individu yang kurang dikenal,” imbuhnya.
“OCCRP tidak memiliki kendali atas siapa yang dinominasikan, karena saran datang dari orang-orang di seluruh dunia. Ini termasuk nominasi mantan presiden Indonesia Joko Widodo, yang dikenal sebagai Jokowi,” tegas pernyataan itu.
Lebih lanjut OCCRP memasukkan dalam ‘finalis’ nominasi yang mengumpulkan dukungan daring terbanyak dan memiliki beberapa dasar untuk dimasukkan.
Mereka bahkan mengaku tidak memiliki bukti keterlibatan Jokowi dalam kasus korupsi apapun.
“OCCRP tidak memiliki bukti bahwa Jokowi terlibat dalam korupsi untuk keuntungan finansial pribadi selama masa jabatannya,” kata pernyataan LSM itu.
(Sumber: Pojoksatu)
MEMANG BENAR WIWI MELAKUKAN KKN KOK NDAK TERIMA?!