Subhanallah, Tunanetra 39 Tahun Hafal Alquran Dalam 8 Bulan

“Bahkan rumah tangga saya di ujung tanduk. Bukan karena istri saya yang tidak menerima, namun saya merasa tidak pantas jadi suami. Saya tidak bisa bekerja lagi,” katanya.

Kegundahannya berlangsung selama dua tahun, sampai kemudian ia memutuskan untuk menjadi penghafal Al-Qur’an.

Di awal-awal kebutaan, Manan bercerita, seorang teman menyarankannya untuk mencoba menghafalkan Al-Qur’an.

“Hanya saya iyakan, tapi saat itu saya merasa tidak mungkin. Wong saya melihat aja tidak bisa hafal, apalagi saat saya buta,” ujarnya.

Namun setelah dua tahun berjalan, ia mengaku harus bangkit. Ia merasa harus membuktikan, bahwa ia bukan tunanetra biasa, ia mencoba menghafalkan Al-Qur’an secara diam-diam, tanpa diketahui istri dan anaknya.

“Mereka baru tahu saat saya sudah hafal 30 juz Al-Qur’an. Mereka kaget bukan main,” akunya.

Manan dan para Inspirator Al-Qur’an yang hadir di acara Majelis Pecinta Al Qur’an, menurut Wirawan Dwi, Ketua Panitia, membuat warna tersendiri dalam kegiatan itu.

“InsyaAllah mereka akan menjadi inspirator peserta yang hadir untuk menjalani tahun selanjutnya dengan lebih mantap dengan naungan Al-Qur’an,” tegas Wirawan. (Hi)